Menurut kakak kandung Ratih, Eka Sariningsih (24), saat dihubungi detikcom melalui telepon, Jumat Malam (21/12/2007), adiknya tersebut tidak pulang ke rumah sejak Senin, 17 Desember 2007. "Ade (panggilan Ratih-red) kan mengajar di TK An-Naas di daerah Cikutra. Seperti biasa, dia pergi pukul 07.00 WIB. Tapi hingga sekarang dia belum pulang. Kami khawatir dia ikut aliran sesat, makanya kami melapor ke Polsek Cibeunying Kaler," ungkapnya.
Menurut Eka, sebelum kepergian adiknya tersebut tidak ada perubahan yang sangat mencolok. "Hari minggu dia masih ketawa-ketawa. Namun, pas Senin sebelum mandi, dia tampak melamun. Tapi hanya sebentar," ujar Eka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selain itu, dia pun selalu telat pulang mengajar. Hampir tiap hari dia pulang di atas jam 6 sore. Kadang jam 8. Padahal pulang mengajarnya siang. Setiap ditanya selalu bilang dari rumah teman," ujar Eka.
Karena sikap Ratih ini, kata Eka, dia mengaku sempat kesal dan mencoba menasehati adiknya itu. "Saya bilang, masa maen ke rumah temen kok tiap hari. Ibu kan sedang sakit, jadi saya minta dia jangan bikin khawatir," tuturnya.
Eka mengungkapkan pihak keluarga sudah berusaha mencari keberadaan adiknya itu ke sejumlah tempat di antaranya teman-teman SMP, SMA, dan sekolah guru TK. "Handphone nya selalu tidak aktif. Kalaupun aktif, pas ditelpon langsung dimatiin," ujar Eka.
Pada Selasa (18/12/2007), ungkap Eka, seorang tetangga sempat melihat Ratih berada di Simpang Dago. Matanya terlihat sembab, seperti habis menangis. Saat ditanya, Ratih bilang hendak pergi ke rumah temannya lantas menaiki angkot Cicaheum-Ciroyom.
"Tetangga saya itu tidak tahu kalau Ade sudah engga pulang ke rumah," tutur Ratih.
Sehari setelahnya, kawan dekat Ratih bernama Negro, sempat terhubung dengan HP Ratih. Ratih mengatakan kalau dirinya sehat-sehat saja. "Tapi bicaranya seperti orang nangis. Katanya dia sayang sama mamah dan mau pulang pas lebaran,Β ternyata sampai sekarang belum datang," ujar Eka. (ern/ndr)