Saat hujan meteor, yang terlihat seperti bintang jatuh. Namun tentunya, bukanlah bintang yang benar-benar jatuh. Hal itu terjadi saat Bumi melintasi daerah bekas lintasan komet dalam peredarannya mengelilingi matahari.
Saat mendekati Matahari, komet yang terbakar memancarkan partikel-partikel berupa debu atau batu-batu luar angkasa yang tertinggal di lintasan komet. Debu dan batu inilah yang kemudian terlihat dari bumi seperti bintang jatuh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut dia, peristiwa alam itu bisa disaksikan dengan mata telanjang. Karena asalnya dari asteroid, maka meteor terlihat berwarna-warni dari Bumi.
"Karena mengandung metal, tidak seperti dari komet yang lebih banyak kandungan es. Jadi yang terlihat ada merah, kuning, dan biru," beber Thoha.
Peristiwa hujan meteor geminid ini dibenarkan peneliti utama astronomi astrofisika Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin.
"Sebenarnya hujan meteor geminid ini sudah terjadi sejak 7 Desember dan akan berakhir pada 17 Desember. Puncaknya memang pada 14 Desember. Hujan meteor ini termasuk kelas 1 karena cukup banyak," jelas Thomas. (nvt/ana)