Fuad Hassan, The Different Between Pain and Suffering

Fuad Hassan, The Different Between Pain and Suffering

- detikNews
Sabtu, 08 Des 2007 08:20 WIB
Jakarta - Dalam tidur panjangnya, masih ada keinginan Fuad Hassan yang belum terselesaikan, yaitu menulis buku berjudul "The Different Between Pain and Suffering".

Fuad telah berpulang. Jenazahnya disemayamkan di rumah duka Jl Brawijaya, Jakarta Selatan. Rencananya, Fuad akan dimakamkan di TMP Kalibata pada Sabtu (8/12/2007) pukul 12.30 WIB dengan upacara kemiliteran.

Bertindak sebagai inspektur upacara adalah Dirjen Pendidikan Tinggi Depdiknas Fasli Djalal mewakili Mendiknas Bambang Sudibyo.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ngik... ngek... Alat musik gesek itu mahir benar dimainkannya. Begitulah kenangan terhadap mantan Mendikbud era Soeharto ini.

Tak heran, Fuad Hassan kecil bercita-cita menjadi konduktor. Namun cita-cita itu kandas. Kelak, dia menjadi salah satu pionir pendidikan Tanah Air dengan menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan era Soeharto.

Kecintaan Fuad pada biola memang sangat besar. Bahkan dia kerap membolos sekolah saat masih SD dan SMA hanya untuk bermain biola.

Ketika berumur 21 tahun, pria kelahiran Semarang ini mengikuti tes masuk sekolah musik di Roma, Italia. Namun dia urung mengasah kemampuan bermusiknya karena pengaruh temannya. Akhirnya dia memilih belajar di Fakultas Psikologi UI.

Setelah menamatkan kuliahnya pada 1958, dia pun belajar filsafat di Universitas Toronto, Kanada, 1962. Gelar doktor lantas digondolnya dari UI sebelum menjadi guru besar Fakultas Psikologi UI. Fuad sempat menjadi Asisten pada Balai Psikoteknik Departemen P & K, Asisten Jurusan Psikologi Fakultas Kedokteran UI, serta menjadi Tenaga Ahli diperbantukan pada Koti G-5 dan Anggota Tim Ahli bidang Politik Staf Presiden. Selama 10 tahun yakni pada 1966-1976, Fuad pun menyempatkan sebagai dosen Seskoad, Seskoal, dan Lemhanas.

Pada 1968-1970, Fuad memulai karir politiknya di Senayan sebagai Anggota DPR/MPR. Dia juga sempat menjadi Duta Besar RI untuk Mesir, merangkap Sudan, Somalia, dan Jibouti pada 1976-1980. Sekembalinya ke Tanah Air, dia dikukuhkan sebagai Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Luar Negeri pada 1980-1985 merangkap Anggota MPR.

30 Juli 1985, Fuad dilantik menjadi Menteri Pendidikan dan kebudayaan menggantikan Prof Dr Nugroho Notosusanto yang meninggal dunia. Pada periode berikutnya, dia kembali dipercaya Presiden RI waktu itu, Soeharto, untuk tetap menduduki kursi Menteri P & K.

Fuad mengisi waktu senggangnya dengan ngebul dan bermain biola. Kalau sudah menggesek biola, dia sampai lupa waktu. Demikian juga saat sedang bengong, dia tidak bisa menahan diri untuk tidak merokok.

Waktu berlalu. 2 Anak dari hasil pernikahannya dengan Tjiptaningroem sudah memberinya 6 cucu. Karena cucu-cucunya itu, pria yang suka minum susu ini berhasil menghentikan kebiasaannya merokok sejak 2003 lalu.

2 Tahun terakhir, Fuad sering keluar masuk rumah sakit. Dia mengidap penyakit gula dan kanker paru-paru. Akibat penyakitnya itu, pria kelahiran 26 Juni 1929 itu menghembuskan nafas terakhirnya di RSCM pada Jumat 7 Desember 2007 pukul 15.40 WIB.
(nvt/nvt)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads