Namun jalan hidup bukan diatur manusia. Pria kelahiran Semarang, Jawa Tengah, 26 Juni 1929 ini justru ditunjuk menjabat posisi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan oleh Presiden Soeharto.
"Saya nggak pernah bercita-cita jadi menteri," ujar Fuad sebelum pelantikan dan mengaku justru malah ingin menjadi konduktor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wajah Fuad nan rupawan pun tampak mencolok di antara para menteri. Ditambah lagi, Fuad tak segan-segan memamerkan keahliannya menggesek biola.
Namun suami Tjiptaningroem yang telah dikaruniai 2 anak ini juga dikenal sebagai perokok berat. Sehari bisa menghabiskan 2 bungkus kretek.
Setelah punya cucu, Fuad barulah terpaksa menghentikan kebiasaan buruknya. Penyebabnya, sang cucu tidak mau didekati Fuad karena bau rokok.
Namun rupanya kanker paru-paru kemudian menggerogotinya. Tubuh Fuad nan tegap menjadi tergolek lemah dan tak berdaya. Tubuhnya menjadi kurus. Dia menjalani perawatan intensif di RSCM.
Perjuangannya melawan penyakit berakhir pada Jumat, (7/12/2007). Fuad menghembuskan nafas terakhirnya pada usia 78 tahun di ruang ICCU RSCM saat didampingi sejumlah keluarganya.
Lulusan Fakultas Psikologi UI dan Filsafat Universitas Toronto, Kanada ini tercatat meraih gelar doktor dari UI pada 1967. Guru Besar Fakultas Psikologi UI ini pernah menjadi Dubes RI untuk Mesir, merangkap Sudan, Somalia, dan Jibouti (1976-1980) dan anggota MPR (1982-1987).
Selamat jalan Pak Fuad...
(sss/umi)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini