Thailand akan menggelar pemilihan parlemen pada 23 Desember mendatang. Pemilu itu untuk pertama kalinya digelar sejak militer menggulingkan kekuasaan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra dalam kudeta tahun 2006 lalu.
Warga desa Prathumthani, di pinggiran ibukota Bangkok melaporkan, beberapa kandidat parlemen memberikan Viagra, obat anti-impotensi itu sebagai ganti atas suara yang mereka berikan nanti. Demikian diungkapkan Sayan Nopkham, pejabat pemerintah setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Thailand telah sejak lama memiliki sejarah pembelian suara. Namun UU yang melarang soal itu belum lama ini diperketat. Siapapun yang terbukti bersalah membeli suara, bisa dipenjara hingga maksimum 10 tahun. Sedangkan para pemilih yang terbukti menerima uang, terancam hukuman penjara maksimal 5 tahun.
Namun menurut Charungwit Phumma, penyelidik di Komisi Pemilu mengatakan, dirinya belum menerima laporan soal pembagian Viagra. "Ini klaim yang lucu," kata Phumma. (ita/sss)











































