"Ngakunya dia punya kios di Alun-alun Utara Solo," kata Mutaqin, pemilik rumah yang sempat dikontrak Martin, saat ditemui di rumahnya, Jl Mataram 12, Solo, Kamis (29/11/2007).
Menurut Mutaqin, Martin terakhir menghuni rumah tersebut hingga 27 Juni 2007. Mutaqin mengaku tidak tahu di mana kini Martin tinggal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi saya jarang bertemu dengan Pak Martin waktu ngontrak di sini, karena dia sering ke luar kota ngurus bisnis," ungkap Mutaqin.
Candra, pemilik sanggar Tosanaji Warini di Alun-alun Utara Solo, membenarkan, Martin memang bisnis keris. Namun Candra mengatakan, Martin tidak punya toko keris sendiri. Candra mengaku kenal dengan Martin sudah cukup lama.
"Dia sering pesan keris untuk dijual ke luar negeri. Keris yang dipesan kebanyakan keris kerajinan jenis Mataraman, bukan keris pusaka. Harganya sekitar Rp 60 ribu hingga Rp 125 ribu," kata Candra.
Terakhir, sekitar dua minggu lalu, Martin memesan 10 keris dan sebuah tempat tombak. Dan Rabu 28 November, dia masih terlihat di sekitar Alun-alun Utara Solo.
"Tapi dia ngga mesan apa-apa, hanya lihat-lihat saja," ujar Candra saat ditemui di kiosnya tersebut.
Martin adalah orang yang dituju pengirim paket keris, Rien Notohardjo. Rien mengirimkan paket itu dari Florida, AS. Dalam paket itu terdapat 16 keris pusaka tanpa sarung, sarung keris 4 buah, tombak tanpa gagang 1 buah dan yoswa 8 buah. (djo/sss)