Penyakit ini umumnya muncul pada anak berusia 5 hingga 6 tahun.
"Pasien tic jumlahnya makin banyak. Sayangnya penyebab asli tic tidak diketahui," kata neurolog anak RSCM, Dr Hardiono D Pusponegoro SpA(K).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Hardiono, penderita tic umumnya selain kedip-kedip mata juga disertai hiperaktif dan gangguan psikologis lainnya. Pasiennya juga sadar dengan gejalanya yang muncul, namun dia tidak bisa menghentikannya.
Bahkan jika berusaha dihentikan, terkadang gerakannya menjadi lebih hebat.
Lalu apa tic bisa diobati dengan dipukul? "Nggak. Ditempeleng tidak menyelesaikan masalah. Solusinya dibawa ke dokter dan cari tahu penyebabnya. Apa karena PS atau psikologis," imbuhnya.
Tanda-tandanya pasien tic, lanjut Hardiono, jika anak bergerak-gerak terus, mata kedip-kedip. Penderita juga suka menggerakkan bahu. Terkadang mengeluarkan suara.
"Periksakan ke dokter. Itu pencegahan dini," imbaunya.
Hardiono menjelaskan, penderita tic yang skalanya ringan baru muncul 6 bulan belum diberikan obat. Si pasien akan dibenahi psikologisnya.
"Tapi kalau lebih dari 6 bulan penyakit itu menetap, dengan melihatkan gejala meloncat-loncat dan bersuara itu biasanya dikasih obat," ujarnya.
Tic, lanjut dia, dipengaruhi beberapa gangguan, seperti gangguan di sekolah, rumah, dan akibat penyakit lain. Penderita tic dapat disembuhkan dan ada obatnya.
"Penyakit ini muncul jika terpaku pada suatu hal dan bengong," jelasnya. (mly/sss)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini