"Aku pikir jembatan Ampera ini dalam waktu dekat ini akan roboh. Apalagi kalau terus-terusan ditabrak tongkang," kata Supriyadi (48), warga 7 Ulu Palembang, Minggu (25/11/2007).
"Jadi, sebaiknya pemerintah segera membangun jembatan Musi III," lanjutnya.
Jembatan Ampera, yang dibangun tahun 1965 itu, ditabrak tongkang batubara tugboat KM Surya dengan beban 7.500 ton, Sabtu (24/11/2007) sore kemarin. Untungnya, ada tiang fender (pelindung) jembatan, sehingga tabrakan keras tongkang dengan bobot muatan batu bara, itu tidak langsung mengenai tiang Ampera. Namun, dua fender jembatan patah dan tiga pipa besi pelindung rontok. Uniknya, usai kejadian, nakhoda kapal langsung melarikan kapalnya.
"Saat kejadian, sejumlah pekerja sedang mengerjakan fender yang roboh akibat ditabrak tugboat pada Selasa (12/11/2007) lalu. Pekerjaan lama belum selesai, sudah ada kejadian baru lagi. Kita sangat menyayangkan hal ini terjadi lagi," kata Amhar, kontraktor perbaikan jembatan Ampera, kepada pers, melalui telepon, Minggu (25/11/2007).
Menurut Amhar, saat kejadian, tugboat KM Surya berada di depan menarik tongkang dengan muatan penuh batu bara dari arah Keramasan menuju Pelabuhan Boom Baru. Di belakang dekat ponton juga ada tugboat KM Teratai yang mengendalikan tongkang. Namun, saat melintas di bawah jembatan, sejumlah pekerja dikejutkan dengan suara keras tongkang yang menabrak fender pelindung Ampera. "Ada sejumlah pekerja yang menyaksikan kejadian ini dan kita sudah laporkan ke pihak kepolisian KP3."
Menurut Amhar, ini bukan masalah kecil satu dua kali kejadian. "Seharusnya, ada pihak yang bertanggung jawab terhadap kejadian ini. Apalagi, ada jasa pandu saat kapal melintas di bawah jembatan. Tapi, ini dua kapal dan muatan batu bara sudah diamankan," katanya.
Sementara Aidil Fiqri, Kepala Satuan Kerja (Kasatker) Jembatan Ampera mengatakan, kondisi Jembatan Ampera sangat riskan jika terjadi benturan kuat. Terlebih bobot kapal besar seperti tongkang pengakut batu bara bisa memperparah kondisi kerusakan jembatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara Kepala Dinas PU Bina Marga (PU BM) Sumatera Selatan Darna Dahclan menegaskan, kasus seperti ini jangan terus dibiarkan. "Kalau selamanya dibiarkan kita yang susah. Harusnya ada yang bertanggung jawab kalau ada kejadian seperti ini," katanya.
Apalagi, Darna mengungkapkan, semua kapal besar yang melintas di bawah Jembatan Ampera memiliki jasa pandu. Tentunya harus menjadi pelajaran dan ada pihak-pihak yang memang harus bertanggung jawab. Apalagi, usai kejadian kapal langsung berlalu seperti tidak ada kejadian apapun.
"Kita kirimkan tim untuk melihat lokasi. Walau tidak terkena jembatan, getaran yang keras bisa mengganggu. Kita juga minta pihak kepolisian melakukan pengusutan secara tuntas," ujarnya. (tw/gah)