Setelah berdialog dengan petani bawang di Pasar Induk Bawang, Brebes, seharusnya sesuai jadwal rombongan akan makan siang di Tegal. Namun Mega memutuskan untuk lebih dulu mengunjungi Tempat Pelelangan Ikan Tegalsari Tegal dan Petani Tebu di Desa Cacaban, Batang.
Jadwal makan siang pun molor karena perjalanan menuju lokasi berikutnya cukup jauh. Rupanya Mega ingin bernostalgia dengan masakan kepiting di Warung Pak Kardi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski warung ini cukup beken, namun bangunan rumah makan yang terletak di Jl Ahmad Yani, Comal, Pemalang, Jateng itu cukup sederhana. Lebih mirip rumah tempat tinggal biasa.
Ketika tiba sekitar pukul 15.30 WIB, Senin (19/11/2007), warga sekitar sudah menyambut Mega. Ibu-ibu dan anak-anak tampak antusias ingin menyalami mantan presiden tersebut. Polisi yang kewalahan harus membuat pagar betis untuk mengamankan jalur Mega turun dari bus ke rumah makan.
Di dalam rumah makan, Mega duduk satu meja dengan adiknya, Guruh Soekarnoputram dan dua pengurus DPP PDIP lainnya. Kedua anak Bung Karno itu tampak menikmati sajian seafood yang sudah tersedia.
Nyam... nyam... kepiting rebus menjadi pilihannya. Kemudian udang goreng dan cumi. Perjalanan seharian tampak membuat Mega cukup lahap menikmati sajian tersebut.
Dituturkan anggota FPDIP Theodorus Jakob, Rumah Makan Pak Kardi merupakan tempat yang sering dikunjungi Mega pada awal tahun 1990-an.
"Dulu kalau lewat daerah sini beliau selalu menyempatkan mampir ke rumah makan ini," ujar Jakob.
Ketika itu, imbuh Jakob, Mega sedang bergerilya menyusun kekuatan mencari pengurus PDI yang tidak takut terhadap tekanan Orde Baru.
"Waktu itu sama mantan Sekjen Pak Alex Litaay sering ke sini. Daerah sekitar sini sekarang memang basis PDIP," pungkas Jakob.
Usai makan, sekitar pukul 16.30 WIB Mega dan rombongan melanjutkan ke daerah Batang untu bertemu dengan kelompok tani.
(bal/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini