Panglima TNI: Salah Kalau Bom di Ponorogo Disebut Nyasar

Panglima TNI: Salah Kalau Bom di Ponorogo Disebut Nyasar

- detikNews
Jumat, 26 Okt 2007 13:05 WIB
Jakarta - Panglima TNI Marsekal Djoko Suyanto membantah insiden jatuhnya rudal di area Air Weapon Range di Ponorogo, Jawa Timur, yang menewaskan 1 orang warga merupakan salah sasaran. Korban justru bersembunyi di lokasi sasaran."Ini prosedur sudah dilaksanakan. Tetapi yang bersangkutan bersembunyi di sasaran dengan anggapan itu aman. Jadi salah kalau bom itu nyasar, kan bom itu hanya 13 meter dari titik pusat target," kata Djoko.Hal ini disampaikan Djoko usai serah terima jabatan Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) di markas Paspampres di Jalan Tanah Abang II, Jakarta Pusat, Jumat (26/10/2007).Menurut dia, prosedur di pangkalan sudah dilakukan dengan mengeluarkan surat kepada aparat Pemda setempat serta memasang sirine dan aparat yang menjaganya.Djoko mengatakan, penduduk kerap berada di lingkaran sasaran sejak lama. Warga bersembunyi di galian dan duduk agar selamat.Djoko tahu persis hal itu karena dia puluhan tahun di sana sejak tahun 1970. Penduduk berada di lingkaran sasaran. Makin lama, makin dekat jaraknya."Bayangkan mereka sembunyi di lingkaran sasaran dengan jarak 10-14 meter dari lingkaran itu. Padahal jarak aman sekitar 32 meter atau aman dari sasaran sekitar 2 kilometer. Kalau sudah sembunyi di lubang seperti itu, memang tidak kelihatan," beber dia.Namun demikian, menurut Djoko , belum diperlukan relokasi penduduk. "Itu kan jauh dari perkampungan. Itu kan hutan tetapi kan barang itu laku. Coba saja Rp 2.000 x 250 kg. Bayangkan berapa itu Rp 500 ribu," cetusnya.TNI AU menggelar latihan di Lanud Madiun dengan menembakkan rudal di area Air Weapon Range, di Perbukitan Jenes, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Saat kejadian, korban tengah memunguti sisa bom yang dijatuhkan pesawat F-16, F-5 Tiger dan MK 53 Hawk pada Rabu 24 Oktober 2007. (aan/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads