Pagar Kerajaan Majapahit Akan Digali Tim Arkeologi
Rabu, 24 Okt 2007 14:45 WIB

Mojokerto - Penemuan tumpukan bata berbentuk pagar di Desa Nglinguk, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, sudah dilaporkan ke Balai Arkeologi di Yogyakarta. Pusat Penelitian Arkeologi Nasional di Jakarta, juga sudah menanggapi penemuan tersebut.Kepada detiksurabaya.com, Kepala Pusat Informasi Majapahit Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Trowulan, Aris Soviyani, menyatakan, penggalian dilakukan untuk memastikan bentuk dan arah pagar. "Kami sudah menggalinya selama sepekan," kata Soviyani, Rabu (24/10/2007).Untuk mengetahu secara pasti bentuk bangunan, BP3 bersama Balai Arkeologi dan Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, akan menggali temuan tersebut, dengan membentuk tim gabungan. "Rencananya, awal bulan November mendatang sudah ada penggalian lanjutan," kata Soviyani.Untuk menghindari rusaknya struktur tanah di sekitar lokasi penemuan bangunan, BP3 melarang warga masuk ke dalam lokasi, maupun melakukan penggalian. "Kami semakin optimis, bahwa bangunan yang ada di situ merupakan peninggalan bersejarah," tegas Soviyani.Jika dilihat seksama, struktur tanah yang digali sedalam 2,3 meter tersebut, memiliki 5 lapisan tanah yang berbeda. "Mungkin saja ini merupakan dampak dari meletusnya Gunung Semeru," kata Abdul Manaf yang bekerja sebagai petugas keamanan BP3.Bangunan tersebut ditemukan Kendek (45), warga desa setempat, saat menggali tanah untuk urug rumah. Dugaan bila bangunan tersebut merupakan pagar bekas peninggalan Kerajaan Majapahit, berdasarkan pada penemuan bangunan yang sama di Desa Petemon, tahun lalu.Desa Nglinguk juga hanya berjarak sekitar 10 kilometer dari Candi Bajang Ratu di Desa Kraton dan Candi Ringin Lawang di Desa Jatipasar. Kedua candi itu diduga sebagai pintu masuk ke pusat pemerintahan Kerajaan Majapahit, di bagian utara dan selatan.
(mar/mar)