Jakarta - Tak semua orang menghadapi segala sesuatu dengan stres. Ada beberapa orang yang justru tetap tenang dalam kondisi yang mencekam. Apa yang membuatnya beda?Mekanisme senyawa kimia di dalam otak menjelaskan mengapa beberapa orang tetap tenang dalam kondisi kritis, sedangkan yang lainnya menjadi stres."Kami telah mengidentifikasi cara di mana otak secara alami menanggulangi pengalaman stres yang kronik," kata Dr Vaishnav Krishnan dari University of Texas seperti dilansir
Daily Telegraph, Sabtu (20/10/2007).Ahli ilmu penyakit jiwa mengetahui beberapa orang lebih mudah diserang stres daripada yang lainnya, yang dapat mengarah ke depresi, bahkan pascatrauma akibat stres.Krishnan dan rekan-rekannya memperkenalkan penelitian dengan tikus-tikus yang diarahkan untuk stres.Mereka menemukan tikus-tikus yang paling mudah stres adalah yang punya banyak bahan kimia di bagian otak yang memproses sinyal.Dan mereka menemukan pertambahan yang signifikan dengan bahan kimia yang sama di manusia pada saat depresi.Sedangkan tikus-tikus yang tetap tenang ternyata memproduksi respons pelindung pada saat masalah datang. Namun, kekurangannya, pertahanan tikus-tikus ini mudah diserang.
(mly/sss)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini