Gepeng Kiriman Banjiri Jakarta
Rabu, 10 Okt 2007 08:52 WIB
Jakarta - Sisirlah jalanan Jakarta tiga hari ini. Kalau takut macet, malam pun tidak apa-apa. Soalnya, yang hendak dicari sama saja yaitu makin banyaknya gelandangan dan pengemis (gepeng) plus warga yang tidak punya rumah alias tunawisma.Rabu (10/10/2007) dinihari, detikcom berkesempatan melakukan kegiatan "langka" itu bersama rombongan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta. Di sepanjang jalan yang dilalui, puluhan ibu-ibu yang berkalung jarit dan bapak-bapak berselempang sarung tergolek di tepi jalan. Tidak sedikit yang mengapit anak kecil maupun bayi yang hanya beratap langit Jakarta.Seperti terlihat di sepanjang Jl Gatot Subroto dan Jl MT Haryono. Puluhan gepeng dan tunawisma menyelonjorkan badan di halte bus ataupun emperan toko serta bangunan tinggi. Wajah kuyu dan setengah tertidur terlihat melekat dalam-dalam. Muka sedih dipajang lekat-lekat saat Jaguar ataupun BMW melintas, berharap terlontar sedikit sedekah dari balik kaca film mengkilat itu. Bahkan di kawasan elite Pondok Indah saat melintas di Jl Arteri Metro Pondok Indah, puluhan gepeng duduk-duduk di bahu jalan, di bawah kukuhnya pohon palem. Gerobak sampah kusam berjejer di sampingnya, barangkali, untuk menegaskan ke-gepeng-an mereka.Dan pemandangan itu hampir merata tidak hanya di kantong kemiskinan. Tetapi menyebar di kawasan bisnis Kuningan, yakni di di jembatan pemisah Kuningan-Menteng hingga ke perempatan Jl Tendean.Sang gubernur itu pun menghentikan laju kendaraanya untuk sekadar menggubris gepeng-gepeng tersebut. Namun, baru beberapa langkah, Fauzi Bowo urung melanjutkan niatnya. Ia balik kanan dan kembali memasuki bus yang membawanya pergi lagi."Ah, itu bukan warga saya," sergahnya pendek seraya berlalu begitu saja. Artinya, gepeng itu kiriman dari luar Jakarta.
(Ari/nrl)