Overload-nya Panti Rehabilitasi Pasien Gangguan Jiwa

Overload-nya Panti Rehabilitasi Pasien Gangguan Jiwa

- detikNews
Selasa, 02 Okt 2007 18:11 WIB
Jakarta - Masyarakat yang mengalami gangguan kesehatan jiwa setelah menjalani pengobatan, umumnya masuk ke panti rehabilitasi. Panti ini juga menangani gelandangan yang 'diciduk' Trantib di jalanan. Mereka biasa disebut warga binaan sosial (WBS).WBS yang masih dalam ruang rehabilitasi, terlihat berbeda dengan pasien yang dirawat di rumah sakit jiwa. Mereka tidak sebersih pasien-pasien RSJ. Apalagi kapasitasnya sudah overload. Sehingga dalam ruangan dengan ukuran 8x11 meter persegi bisa berisi 20 orang.Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 2, Jl Bina Marga, Cipayung, Jakarta Timur ini mampu menampung 230 orang. Namun kenyataannya WBS yang ditampung sudah mencapai 433 orang."Karena overload, ini menjadi masalah umum. WBS kebanyakan bukan orang Jakarta. Mereka pendatang yang tidak tahu harus ke mana, kemudian digaruk Trantib," kata Kepala Panti Nizar Mahfud, Selasa (2/10/2007).Panti ini, lanjut Nizar, melakukan pembinaan kepada WBS yang terdeteksi mengalami gangguan jiwa. Setelah dianggap mulai ada perbaikan, WBS ini dimasukkan ke Panti Harapan Sentosa 3 di Ceger dan bergabung dengan masyarakat.Pantauan detikcom, WBS yang terlihat ada yang sudah membaik kondisinya. Bahkan ada yang sudah menjalankan ibadah salat. Mereka tak berbeda dengan orang normal lainnya. Sedangkan WBS yang baru masuk, masih terlihat kosong tatapannya. Bahkan mereka ada yang tak mau mengenakan baju.DanaMenurut Nizar, panti yang dipimpinnya ini hanya mendapat bantuan Rp 2,3 miliar per tahun dari APBD DKI Jakarta. Padahal dana ideal yang dibutuhkan dua kali lipatnya, yakni Rp 4,6 miliar. Selain itu para WBS ini mendapat jatah makan dengan biaya Rp 15 ribu untuk 3 kali makan."Dana yang disediakan itu hanya untuk 200 WBS, padahal di sini mencapai 433 orang," ujar dia.WBS yang masih belum connect, biasanya dimasukkan dalam rehabilitasi. Namun mereka dipersilakan menghirup udara segar hingga pukul 12.00 WIB."Sistem kita tidak full di barak. Bangun tidur, mandi, kita kasih obat, makan, terus kita sebar (keluar barak)," ujar dia. (mly/sss)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads