Tsunami Bengkulu Tak Makan Korban Karena Pantai Terjal
Jumat, 21 Sep 2007 14:18 WIB
Yogyakarta - Tsunami pasca gempa 7,9 SR di pantai Bengkulu lalu tidak memakan korban. Hal ini disebabkan panta tejal dan jauh dari pemukiman.Berdasarkan catatan pengukuran di lapangan, tinggi gelombang tsunami di sepanjang pantai Bengkulu mencapai 1 - 4 meter.Hal itu dikatakan oleh Dr Rahman Hidayat, peneliti tsunami di Balai Pengkajian Dinamika Pantai (BPDP), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Jl Grafika, Yogyakarta, Jumat (21/9/2007).Pascagempa di Bengkulu dan Sumatera Barat, tim peneliti dari BPDP-BPPT yang beranggotakan Rahman Hidayat, Ir Suranto, MT dan prof Jose C. Borrero, PhD dari University of Southern California, AS langsung melakukan pengukuran tinggi gelombang tsunami selama empat hari. Mulai 15 hingga 18 September di Bengkulu.Dari pengukuran menyusuri pantai sepanjang 350 km dari Kabupaten Kaur, Bengkulu Selatan, Kota Bengkulu, Kabupaten Bengkulu Utara hingga Kabupaten Mukomuko, tim berhasil melakukan pengukuran detil menyangkut karakteristik gelombang tsunami, berupa tinggi gelombang, jangkauan genangan hingga tingkat kerusakan yang ditimbulkan."Tinggi gelombang bervariasi rata-rata antara 1 - 4 meter. Hal itu dapat terlihat dari jejak-jejak yang ditinggalkan di sepanjang pantai berupa sisa genangan maupun kayu-kayu yang berserakan," kata dia.Menurut dia, gelombang tsunami terjadi 3 kali, pertama pukul 20.30 WIB, kedua 21.30 WIB dan 21.30 WIB. Gelombang terbesar terjadi pada pukul 21.30 WIB. Di Kota Bengkulu gelombang tsunami setinggi 1,8 meter dan tidak menimbulkan kerusakan yang berarti. Di Pantai Muara Maras, Bengkulu Selatan tinggi gelombang tercatat 3,2 meter dengan panterasi ke daratan sejauh 300 meter. Gelombang ini mengakibatkan 1 rumah hancur total dan 4 rumah rusak berat. Berdasarkan keterangan penduduk tidak ada korban jiwa karena warga sudah mengungsi ke perbukitan hingga keesokan harinya.Di daerah Lais, Bengkulu Utara, tinggi gelombang mencapai 4 meter tapi tsunami tidak menimbulkan kerusakan. Sementara di Desa Serangai Kecamatan Batik Nau tsunami menyeret rumah penduduk hingga ke jalan raya di dekat pantai. Sedang di Desa Air Rami Kecamatan Muko-Muko tsunami menghancurkan beberapa rumah penduduk dan sejumlah kapal nelayan hilang."Meski ada tsunami hingga 4 meter, tapi tidak menimbulkan kerusakan karena geomorfologi pantai di Bengkulu yang terjal dan letak pemukiman yang jauh dari jangkauan air laut sehingga tidak ada warga yang jadi korban tsunami. Yang ada adalah korban gempa," katanya.Suranto, peneliti BLDP yang lain menambahkan, berdasarkan penelitian di sejumlah pantai di Bengkulu menunjukkan masih rendahnya tingkat kesadaran masyarakat terhadap bencana tsunami. Hal ini ditandai dengan berdirinya bangunan yang sangat dekat dengan bibir pantai."Selain itu cara masyarakat menghindar dari tsunami juga masih belum tepat. Ini sangat berbahaya. Mereka berangapan tsunami itu terjadi air surut baru ada gelombang. Padahal yang di Bengkulu air naik duluan baru surut," kata Suranto.
(bgs/djo)