Pengikut Al Qiyadah Al Islamiyah Dikenal Sebagai Pemuda Pendiam
Kamis, 20 Sep 2007 15:11 WIB
Yogyakarta - Sosok Irawan beserta dua orang pengikutnya, anggota kelompok Al Qiyadah Al Islamiyah, merupakan sosok pendiam dan rajin. Dia bekerja untuk membantu kedua orangtuanya yang hanya sebagai buruh tani di wilayah Desa Argosari Kecamatan Sedayu Kabupaten Bantul.Namun akibat cara ibadah yang dilakukan tiga warga Dusun Gayam Desa Argosari Kecamatan Sedayu Bantul itu berbeda, ratusan warga dusun yang tinggal di Jl. Wates KM 12 itu sontak kaget. Mereka baru mengetahui setelah terjadi pertentangan dengan jamaah Masjid Al Islam beberapa hari saat bulan puasa.Perdebatan sengit disertai dalil-dalil Al Quran terjadi dengan warga yang diwakili oleh KH Asnawi, seorang tokoh/ulama setempat. Pertemuan tidak membuahkan hasil, sehingga aparat Polres Bantul memeriksanya. Bahkan beberapa anggota laskar Islam sempat mendatangi dan meminta kegiatan Irawan cs dihentikan karena dianggap sesat dan meresahkan warga.Dia tinggal di rumah orangtuanya di Dusun Gayam RT 36. Rumah tembok batu bata bercat putih seluas 64 meter persegi ditempati bersama orangtuanya, Ciptodiharjo (65) dan saudara-saudaranya. Rumah itu juga tampak baru saja diperbaiki karena beberapa bagian atas rumah sempat rusak akibat terkena gempa 27 mei 2006 lalu.Rumah dua orang pengikutnya, yakni Tugiman masih berada di RT 36 yang terletak sekitar 150 meter dari rumah Irawan. Sedang rumah Yustinus Sunarto berada di wilayah berbeda di RT 35 yang terletak di sebelah utara. Mereka bertiga sudah saling kenal lama dan berkawan akrab di kampung. Sebelum ikut pengajian Al Qiyadah Al Islamiyah, mereka juga berkegiatan di masjid dusun yakni di Masjid Al Islam yang terletak di tengah dusun.Rumah Irawan hari ini Kamis (20/9/2007) tampak sepi karena hanya orangtuanya yang menemui saat beberapa wartawan mendatanginya. Sedang Irawan sampai siang masih menjalani pemeriksaan di Mapolres Bantul. Beberapa orang tetangganya yang ada di depan rumahnya tampak berkumpul di teras. Para tetangga masih membicarakan kegiatan ibadah yang nyleneh yang dilakukan mereka bertiga.Tetangga mengaku tidak banyak tahu aktivitas kesehariannya kecuali bekerja sebagai pedagang buku keliling. Kesehariannya, Irawan adalah sosok pendiam dan rajin bekerja. Mereka baru tahu setelah kegiatan ramadan di masjiddusun gempar yakni ketika mereka bertiga tidak lagi menjalankan ibadah salat wajib dan puasa."Kami baru tahu setelah ada perdebatan dan pertemuan beberapa kali di masjid antara warga dengan mereka, sampai kemudian diamankan polisi kemarin malam," kata Ismanto, warga dusun setempat.
(bgs/asy)