Laporan dari Filipina
Bersantap Siang di Resto Terapung Sungai Loboc
Rabu, 19 Sep 2007 12:40 WIB

Jakarta - Saat berkunjung ke Pulau Bohol, hal lain yang tidak boleh dilewatkan wisatawan adalah makan siang di restoran terapung di Sungai Loboc. Meski makanannya tak terlalu spesial, tapi suasananya yang wuahh!! Bayangkan sambil makan siang, Anda akan dibawa menyusuri Sungai Loboc yang airnya berwarna hijau jernih dengan hijau pepohonan di sisi-sisinya. Semakin ke hulu, sisi sungai semakin dihiasi tebing-tebing karang atau kapur, ada juga air terjun yang jernih.Sungai Loboc memang dijaga agar tetap bersih. Penduduk lokal memang menggunakan air dari sungai untuk mencuci atau berenang. Jangan khawatir kalau anda juga mau berenang, di sungai Loboc tidak ada buaya.Makanan yang disajikan sebagian besar merupakan makanan Filipina, seperti kumba nangka atau semacam sayur nangka dengan santan, guso atau salad rumput laut, kalabasa semacam tumis-tumisan sayuran, ikan bakar dan udang rebus.Soal rasa, teman saya berujar, "Rasanya lebih kuat dan lebih enak makanan Indonesia." Tapi selera makanan tergantung tiap orang.Ada juga makanan penutup bagoong atau irisan mangga mengkal dengan semacam sambal terasi yang sama sekali tidak pedas. Mangga atau makanan dari mangga banyak ditemui diseluruh Filipina karena negara itu merupakan penghasil mangga.Untuk makanan kecil, ada kue-kue asli Filipina seperti puto yang terbuat dari tepung beras dan terasa seperti bakpao, putukuchinta semacam kue putu yang tidak manis terbuat dari tepung ketan dan dimakan dengan parutan kelapa atau saman semacam lemper manis dari ketan dan gula merah.Sambil menikmati makanan, Anda juga akan diiringi musik oleh pemusik yang ikut naik ke perahu. Anda juga bisa me-request lagu-lagu barat yang ingin dinikmati.Usai makan di resto terapung, Anda akan merapat ke panggung-panggung terapung di pinggir sungai. Di atasnya, penduduk lokal dari tua sampai muda siap mengajak anda bernyanyi dan menari lagu-lagu lokal.Setelah menikmati wisata kuliner, wisatawan bisa melihat primata tarsier di pinggiran sungai. Tarsier yang merupakan primata terkecil di dunia itu dipelihara di kandang terbuka sehingga pengunjung bisa melihat dari dekat. Anda juga bisa memegangnya. Namun anda akan diingatkan untuk tidak memegang kepala tarsier. Pasalnya primata yang hanya sebesar kepalan tangan anak kecil itu tidak memiliki tengkorak kepala. Sentuhan di kepala bisa berakibat kematian terhadap hewanyang dilindungi pemerintah Filipina itu.
(ard/asy)