Wisata Kota Tua di Cebu

Laporan dari Filipina

Wisata Kota Tua di Cebu

- detikNews
Rabu, 19 Sep 2007 10:23 WIB
Cebu - Cebu dikenal sebagai tempat di mana Ferdinand Maggellan yang merupakan pelaut Spanyol pertama yang menjejakkan kakinya di Filipina tahun 1521. Maggellan juga terbunuh di Cebu oleh penduduk lokal bernama Lapu-Lapu.Pendaratan Maggellan ini sekaligus sebagai tonggak awal koloni bangsa Spanyol di Filipina, sehingga banyak bangunan tua seperti gereja dan benteng peninggalan bangsa Spanyol. Jadi tak lengkap rasanya kalau tidak melakukan wisata kota tua saat berkunjung ke Cebu.Ikon wisata sejarah yang paling menonjol di Cebu adalah Salib Maggellan (Maggellan's Cross), Benteng San Pedro, dan Gereja Santo Nino.Salib Maggellan merupakan salib pertama yang ditancapkan Maggellan sebagai simbol dimulainya penyebaran agama Kristen Katolik di Filipina.Menurut cerita, orang-orang Filipina percaya bahwa salib pertama tersebut membawa mukjizat, sehingga kayunya sering dicungkil untuk dijadikan obat. Jadi, salib yang dipamerkan saat ini merupakan salib replika, karena salib aslinya tinggal potongan kayu kecil yang kini ditanam dalam replika.Beberapa langkah dari Salib Maggellan berdiri Gereja Santo Nino (Basilica Minore del Sto Nino) yang didirikan pelaut lain asal Spanyol Miguel Lopez de Legazpi tahun 1565. Di dalam gereja itu terdapat boneka kayu SantoNino (bayi Yesus) yang merupakan hadiah dari Maggellan kepada istri Raja Humabonon, Ratu Juana yang menjadi pemeluk Katolik.Pengunjung katolik dari seluruh Filipina datang ke gereja ini untuk berdoa di depan patung Santo Nino. Setiap Minggu, jemaat katolik juga datang untuk menghadiri misa besar yang digelar di halaman gereja.Miguel Lopez de Legazpi juga mendirikan Benteng San Pedro di tahun yang sama, 1565. Benteng berbentuk segitiga itu merupakan benteng pertama dan tertua di Filipina yang dibangun sebagai pelindung kawasan tersebut dari serangan bajak laut yang kerap datang.Awalnya, Benteng San Pedro dibangun dengan kayu tapi kemudian karena terbakar dibangun dengan batu karang yang keras. Benteng ini juga dipakai sebagai pertahanan oleh tentara Jepang saat pendudukan Jepang di Perang Dunia II.Sedianya benteng ini terletak dipinggir pantai, bahkan konon dahulu ombak pantai sampai menyentuh dinding benteng. Namun sayangnya wilayah pantai di sekitar benteng direklamasi dan dibangun sebagai bagian dari pelabuhan. Sehingga pemandangan pantai yang seharusnya terlihat dari benteng terhalang gedung.Untuk sampai ke lokasi-lokasi ini, dari bandara Cebu, para pelancong bisa menggunakan Jeepney, transportasi khas Filipina semacam angkot atau bisa juga menggunakan taksi. Ada juga moda transportasi lain seperti becak dan becak bermotor. Becak dan becak bermotor di Filipina mengangkut penumpangnya di samping pengemudi.Tarif Jeepney 6 peso untuk 5 kilometer pertama dan sekitar 1,5 peso untuk kilometer berikutnya. Sementara tarif taksi 35 peso saat buka pintu dan tambahan 2 peso per kilometer. Jalan raya di Cebu cukup lengang, karena kendaraan masih cukup sedikit. Sementara, lampu lalu lintas jarang ditemukan di persimpangan jalan. (ard/asy)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads