Kementerian Koordinator Bidang Pangan (Kemenko Pangan) memastikan langkah cepat pemulihan sektor pangan pascabencana di Pulau Sumatera. Selain itu, pemerintah juga menetapkan Neraca Komoditas Pangan 2026.
Dalam keterangan tertulis yang diterima, Sabtu (20/12/2025), penegasan itu dibahas saat rapat koordinasi lintas Kementerian dan Lembaga, pada Selasa (16/12) di Graha Mandiri, Jakarta. Kemenko Pangan telah menetapkan Neraca Komoditas Pangan 2026.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemenko Pangan memastikan komoditas pangan Indonesia menunjukkan kondisi aman. Produksi beras di Indonesia akan mencapai 34,7 juta ton pada 2026, melebihi kebutuhan nasional yang sekitar 31 juta ton. Kemudian, produksi jagung juga diproyeksikan mencukupi kebutuhan dengan angka 18 juta ton.
Terkait kuota beras industri, dalam rapat disepakati untuk menunda keputusan mengenai impor beras hingga ada evaluasi lebih lanjut. Maka, tak ada kebijakan impor beras yang akan diterapkan pada 2026.
Selain itu, lantaran absennya beberapa menteri, maka Neraca Komoditas gula, garam, ikan dan daging lembu industri akan dibahas dan ditetapkan pada rapat koordinasi selanjutnya.
Sementara itu, menjelang Natal 2025 dan Tahun Baru 2026, pasokan pangan nasional dipastikan dalam kondisi aman dan harga relatif stabil. Pemerintah juga menetapkan Domestic Price Obligation (DPO) dan Harga Eceran Tertinggi (HET) Minyak Goreng Rakyat tetap sebesar Rp15.700 per liter.
Sebanyak 112 pasar rusak pascabencana. Di antaranya, 65 unit di Provinsi Aceh, 44 unit di Provinsi Sumatera Utara, dan 3 unit di Provinsi Sumatera Barat.
Kemenko Pangan bersama Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pekerjaan Umum terus melakukan pemulihan agar perdagangan bisa berjalan kembali.
Simak juga Video: Prabowo Targetkan Pemulihan Bencana Sumatera 3 Bulan
(amw/idh)










































