3 Tahun Berlalu, Pembunuh Munir Masih Misterius

3 Tahun Berlalu, Pembunuh Munir Masih Misterius

- detikNews
Jumat, 07 Sep 2007 07:31 WIB
Jakarta - Munir mungkin tidak menyangka perjalanannya ke Amsterdam, Belanda, pada tanggal 7 September 2004 adalah perjalanannya yang terakhir.Aktivis HAM yang juga mantan koordinator Kontras itu menghembuskan nafas terakhirnya -- belakangan diketahui karena zat arsenik di luar ambang batas yang meracuni tubuhnya.Kematian Munir sontak mengundang perhatian dari dalam dan luar negeri. Saat berangkat ke Belanda untuk meneruskan sekolah, Munir tidak mengeluhkan kondisi kesehatannya. Dugaan bahwa bapak 2 anak itu mati karena diracun pun mengemuka.Sejumlah tuntutan agar pembunuhan Munir dapat segera diungkap berdatangan dari luar negeri, termasuk dari Dewan HAM PBB. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bertindak dengan memerintahkan pembentukan Tim Pencari Fakta (TPF) kasus Munir yang salah satu anggotanya mantan Mensesneg Yusril Ihza Mahendra.Tersangka lalu ditetapkan. Dia adalah Pollycarpus Budihari Priyanto, seorang pilot Garuda yang ikut terbang bersama Munir. Pollycarpus yang saat itu sedang tidak bertugas, belakangan diketahui ditugaskan sebagai aviation security di GA 974 dengan surat izin palsu dari Dirut Garuda waktu itu, Indra Setiawan. Kursi yang kemudian diduduki Munir adalah kursi yang sebenarnya untuk Pollycarpus, namun Pollycarpus menawarkan penggantian tempat duduk dengan Munir. Hal inilah yang menjadi salah satu alasan penangkapannya.Kru pesawat Oedi Irianto dan Yeti Susmiarti juga ditetapkan menjadi tersangka oleh kepolisian karena diduga telah memberikan makanan dan minuman yang mengandung arsen ke Munir. Tetapi dalam prosesnya hanya Pollycarpus saja yang berkasnya cukup dan berlanjut sampai pengadilan.Keterlibatan Badan Intelijen Negara (BIN) dalam pembunuhan Munir mengemuka setelah TPF mengumumkan Polly pernah melakukan kontak berkali-kali dengan mantan Deputi V BIN Mayjen (Purn) Muchdi Purwopranjono. Namun nama Muchdi tenggelam begitu saja karena dalam persidangan tidak ada bukti yang bisa menunjukkan telah terjadi percakapan antara keduanya. Kepala BIN Syamsir Siregar juga membantah institusinya terlibat dalam konspirasi rapi itu.Vonis pun dijatuhkan. Di tingkat pengadilan negeri Polly divonis 14 tahun penjara. Tetapi di tingkat Mahkamah Agung (MA), Polly diputus dua tahun penjara karena terbukti menggunakan surat dinas palsu saat naik ke pesawat Boeing GA 974 bersama Munir. Sedang putusan bahwa dialah pembunuh Munir, dibatalkan.Keputusan MA ditanggapi negatif oleh banyak kalangan. Bahkan Ketua TPF Brigjen Pol Marsudi Hanafi mengatakan pembunuhan Munir adalah konspirasi banyak pihak. "TPF tidak melihat bukti-bukti yang menunjukkan kepada perseorangan," ujarnya.Otak dan eksekutor pembunuh Munir dan motif di baliknya masih tertutup kabut. Semuanya serba tidak jelas. Di mana Munir diracun, di pesawat atau di Coffee Bean saat transit di Singapura. Siapa yang menuangkan racun, dan kenapa Munir sampai harus dibunuh.Presiden SBY kembali memerintahkan penuntasan kasus Munir. Kejaksaan lantas mengajukan peninjauan kembali (PK) dengan mengajukan bukti baru.Selain itu polisi juga menetapkan 2 tersangka baru, yaitu mantan Dirut Garuda Indra Setiawan dan Sekretaris Kepala Pilot Garuda, Rohainil Aini. Keduanya dituduh terlibat dalam pembuatan surat yang mengizinkan Pollycarpus naik ke pesawat sebagai aviation security di GA 974. Pengadilan terlebih dulu menggelar sidang PK dengan terdakwa Pollycarpus. Sejumlah saksi dan barang bukti baru disodorkan oleh jaksa. Saksi baru yang dihadirkan adalah Indra Setiawan, Raymond Latuihamallo alias Ongen, Asrini Utami Putri, Muhammad Patma Anwar alias Ucok, dan Joseph Ririmase. Sedangkan bukti baru adalah rekaman pembicaraan antara Pollycarpus dengan Indra Setiawan.Persidangan berjalan menarik. Polly hanya geleng-geleng kepala saat JPU memutar rekaman itu sambil berujar, "Kacau. Kacau.""Pokoknya Bapak tenang saja. Saya kan yang dijadikan bemper, kalau Bapak itu kan jauh. Ini hanya permainan politis," ujar Polly dalam rekaman tersebut.Belum lagi Ucok yang mengaku sebagai anggota BIN kembali mengingatkan adanya peranan BIN dalam pembunuhan Munir. Apalagi Ucok juga membenarkan pernah ada skenario yang diterimanya untuk membunuh Munir.Tempat pemberian racun beralih dari pesawat menjadi di Coffee Bean Bandara Changi, Singapura, setelah Ongen melihat Pollycarpus bertemu di sana sebelum kembali lagi menuju pesawat untuk bertolak ke Belanda. Namun dalam persidangan, Ongen yang mengaku melihat Polly di Coffe Bean menyangkal. Lebih kontroversial lagi, Ongen mengaku ditekan Ketua Penyidik Mabes Polri Brigjen Pol Mathius Salempang saat akan menandatangani bukti acara pemeriksaan (BAP). Harapan yang digantungkan pada Ongen sebagai orang yang melihat Polly dengan Munir di Coffe Bean pun mentah. Fakta-fakta lain akan segera terungkap. Persidangan baru 3 kali, masih banyak kesempatan untuk meniup jauh-jauh kabut yang menyelimuti kasus terbunuhnya Munir.Hari ini tepat 3 tahun terbunuhnya Munir. Publik masih penasaran siapa gerangan yang akan ditunjuk hidungnya sebagai otak atau mastermind pembunuhan Munir. Hmmm.... palu belum diketok. Putusan sidang PK kali ini akan final, tidak ada lagi saluran untuk mengajukan keberatan. Mudah-mudahan ketika saat itu tiba, skenario drama pembunuhan Munir akan terbeber jelas tanpa ragu dan dusta.Satu lagi pertanyaan, benarkah BIN terlibat? Sabar, kita tunggu waktunya tiba. (gah/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads