Kementerian UMKM Bakal Perkuat Kemitraan & Rantai Pasok Usaha di 2026

Kementerian UMKM Bakal Perkuat Kemitraan & Rantai Pasok Usaha di 2026

Dea Duta Aulia - detikNews
Rabu, 17 Des 2025 14:32 WIB
Kementerian UMKM Bakal Perkuat Kemitraan & Rantai Pasok Usaha di 2026
Foto: Kementerian UMKM
Jakarta -

Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memastikan penguatan skema kemitraan dan rantai pasok melalui program Holding UMKM akan dioptimalkan dan diperluas pada tahun 2026. Hal ini bertujuan sebagai upaya memperkuat struktur usaha nasional yang inklusif dan berkelanjutan.

Deputi Bidang Usaha Menengah Kementerian UMKM Bagus Rahman mengatakan bahwa pada 2026 Kementerian UMKM akan mengembangkan sedikitnya lima klaster strategis yakni sepakbola, pariwisata, pertanian, Makan Bergizi Gratis (MBG), serta kesehatan dan kecantikan. hal itu diungkapkan olehnya saat di Jakarta, Selasa (16/12/2025)

"Untuk klaster sepak bola, pada awal Desember telah dilakukan penandatanganan nota kesepahaman antara Kementerian UMKM, Kementerian Pemuda dan Olahraga, serta Kementerian Dalam Negeri. Kami sepakat memperkuat ekosistem sepak bola melalui pemberdayaan UMKM. Sepak bola dipilih sebagai proyek percontohan dan selanjutnya akan dikembangkan ke cabang olahraga lainnya," kata Bagus dalam keterangan tertulis, Rabu (17/12/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bagus mengatakan, sepanjang tahun 2025, Kementerian UMKM telah menjalankan program Holding UMKM melalui sejumlah klaster antara lain fesyen, kriya (handicraft), serta kelautan dan perikanan.

"Pada klaster kelautan dan perikanan, program ini melibatkan 600 pemindang ikan. Sementara itu, pada klaster fesyen terdapat 550 pengrajin dan reseller yang terlibat, serta 150 pengrajin pada klaster kriya," ujar Bagus.

ADVERTISEMENT

Melalui program Holding UMKM, Bagus menegaskan bahwa pengusaha menengah diharapkan dapat menjadi poros penghubung bagi usaha mikro dan kecil dalam klaster yang sama. Sehingga tercipta akses pembiayaan, pendampingan, dan pemasaran yang lebih kuat untuk mendorong pertumbuhan usaha secara berkelanjutan.

"Usaha menengah diharapkan mampu membantu menyelesaikan berbagai tantangan yang kerap dihadapi usaha mikro dan kecil, seperti kendala produksi, keterbatasan akses pembiayaan, belum optimalnya standarisasi mutu, serta lemahnya integrasi rantai pasok," tuturnya.

Pada 2026, Kementerian UMKM juga akan mengoptimalkan pembiayaan inovatif bagi usaha menengah melalui skema yang terstruktur, terkurasi, serta berbasis pada kesiapan finansial dan potensi usaha.

"Pada tahun sebelumnya, terdapat 56 usaha menengah yang terpilih dalam skema pembiayaan ini. Program tersebut merupakan hasil kolaborasi dengan sejumlah lembaga keuangan perbankan dan nonperbankan, seperti bank-bank Himbara dan Pegadaian, serta mitra kolaborator lainnya, termasuk Kementerian Perdagangan, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia, dan Islamic Development Bank," katanya.

Selain itu, Bagus menambahkan bahwa program RISE to IPO yang bertujuan memberikan kesempatan bagi usaha menengah untuk melantai di bursa, juga akan kembali diselenggarakan pada 2026 di Surabaya, Bandung, dan Makassar.

Menurut Bagus, RISE to IPO menjadi jembatan strategis bagi pengusaha menengah untuk naik kelas dari perusahaan tertutup menjadi perusahaan terbuka yang lebih tertata, transparan, dan kompetitif sekaligus berperan sebagai jangkar penting bagi penguatan ekosistem jutaan usaha mikro dan kecil di seluruh Indonesia.

"Pada tahun sebelumnya, program RISE to IPO telah dilaksanakan di Jakarta dan Semarang dengan total 128 perusahaan yang lolos proses kurasi dan mengikuti rangkaian seminar," tutupnya.

Simak juga Video 'Pemerintah Siapkan Program Rehabilitasi UMKM di Daerah Bencana Sumatera':

(ega/ega)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads