Kebakaran hebat melanda Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur. Ratusan kios hangus terbakar akibat insiden tersebut.
Insiden tersebut terjadi sekitar pukul 07.24 WIB, pada Selasa (16/12/2025). Saksi mengaku sempat merasakan hawa panas hingga akhirnya muncul percikan api.
Tidak ada korban jiwa dalam insiden ini. Namun, sebanyak 350 kios terbakar. Berikut rangkumannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Kebakaran Hanguskan 350 Kios
Ratusan kios di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur (Jaktim), hangus terbakar. Kerugian diperkirakan sekitar Rp 10 miliar.
"Objek terbakar 350 kios buah dan makanan. Kerugian kurang lebih Rp 10 miliar," kata Kasiops Sudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jaktim, Abdul Wahid, Senin (15/12).
Kebakaran di Pasar Induk Kramat Jati, Jaktim. (Kurniawan/detikcom) Foto: Kebakaran di Pasar Induk Kramat Jati, Jaktim. (Kurniawan/detikcom) |
2. Tak Ada Korban Jiwa
Polisi memastikan tidak ada korban jiwa dalam insiden ini. Hanya saja, para pedagang mengalami kerugian materil.
"Jadi korban jiwa maupun luka tidak ada ditemukan dan semuanya alhamdulillah sehat dan selamat," kata Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Alfian Nurrizal kepada wartawan di lokasi kebakaran, Senin (15/12).
Alfian juga menjelaskan tim Puslabfor diterjunkan ke lokasi kejadian. Tim Puslabfor diturunkan untuk menyelidiki dugaan awal penyebab kebakaran yang terjadi.
"Dugaan awal kami tidak bisa menyampaikan karena ini tentunya puslabfor yang akan melakukan olah TKP dan penyelidikan. Karena tentunya nanti dari teman-teman dari Puslabfor lah yang mengetahui," tutur Alfian.
3. Kebakaran Berawal dari Toko Plastik
Petugas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Timur (Gulkarmat Jaktim) mengungkap sumber titik api kebakaran Pasar Induk Kramat Jati. Petugas Gulkarmat menyebut kebakaran berawal dari toko plastik.
"Ini nih, toko plastik ini nih," kata Kasudin Gulkarmat Jaktim Muchtar Zakaria.
Muchtar menyebut api langsung membesar lantaran dalam toko plastik tersebut terdapat tumpukan karbit. Selain itu, dia mengatakan terdapat juga tumpuk kertas yang mudah terbakar.
"Jadi ada gudang karbit itu. Jadi penyimpan karbit. Kemudian tumpukan-tumpukan kertas. Jadi harus kita bongkar sampai tuntas. kalau nggak nyala lagi, nyala lagi," tutur Muchtar.
Para pedagang menyortir pepaya yang masih bisa diselamatkan usai kebakaran melanda los buah di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (15/12/2025). Foto: Ari Saputra/detikFoto |
4. Kronologi Kebakaran
Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Alfian Nurrizal mengatakan saksi tersebut merasakan hawa panas sekitar pukul 07.15 WIB. Setelah itu, Hedi melihat ada percikan api dari bagian atas kios.
"Informasi dari saksi atas nama Pak Hedi, itu pada pukul 07.15 WIB dan api mulai membesar pada pukul 07.24. Kami sudah tetapkan di titik sumber api di mana pada saat Pak Hedi menyampaikan ada hawa panas dan langsung api sudah ada percikan di atas," jelas Alfian.
Alfian menyebut saksi langsung menghubungi pihak Pemadam Kebakaran (Damkar). Polisi juga masih memintai keterangan kepada beberapa saksi terkait kebakaran itu.
"Kita sudah dapatkan beberapa saksi yang mengetahui saat kejadian atau api yang saat itu menyala," tuturnya.
Kebakaran di Pasar Induk Kramat Jati diketahui terjadi pagi tadi sekitar pukul 07.24 WIB. Petugas mulai melakukan pemadaman sejak pukul 07.29 WIB.
5. Kesaksian Pedagang
Ratusan kios di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, hangus terbakar. Salah satu pedagang bernama Par (60) hanya bisa pasrah seluruh dagangannya hangus terbakar.
Par menceritakan awalnya melihat api sudah berkobar hingga menimbulkan kepanikan. Par pun ikut berlari menyelamatkan diri.
"Awal mulanya itu api udah merata kita lari aja karena takut nyawa saya kena. Semua barang-barang saya abis, ya mau duit mau apa semua yang di dalam ya abis semua yang di laci," ujar Par kepada wartawan di lokasi, Senin (15/12).
Ratusan kios di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur kebakaran, Senin (15/12/2025) pagi. Pedagang, Par (60) hanya bisa pasrah, uang jutaan di kios hangus terbakar. Foto: Devi P/detikcom |
Par mengatakan tak bisa menyelamatkan apa pun selain membawa diri. Uang tabungan untuk dana darurat di bawah kasur dan tabungan untuk anak yatim di dalam kaleng tak bisa diselamatkan.
"Kalau orang tua dulu kan di kaleng buat tabungan, untuk yatim dipisah untuk kita sendiri. Pikiran saya sekitar Rp 5 juta, karena nggak bisa naro di bank. Kalau nanti pulang mendadak atau apa ada simpenan lain. Saya kan nggak bisa nabung di bank, jadinya kita nabungnya di badan saya, ada yang di kaleng, bawah kasur, juga di pasar," jelasnya.
Lihat juga Video: Kebakaran di Pasar Induk Kramat Jati Hanguskan 350 Kios














































