Panas Thailand-Kamboja, Komisi I DPR Minta Siapkan Alternatif Evakuasi WNI

Panas Thailand-Kamboja, Komisi I DPR Minta Siapkan Alternatif Evakuasi WNI

Adrial akbar - detikNews
Senin, 15 Des 2025 11:36 WIB
Panas Thailand-Kamboja, Komisi I DPR Minta Siapkan Alternatif Evakuasi WNI
Dave Laksono (Anggi Muliawati/detikcom)
Jakarta -

Komisi I DPR meminta pemerintah segera menyiapkan alternatif evakuasi warga negara Indonesia (WNI) imbas konflik Thailand dan Kamboja. Pemerintah diminta bekerja sama dengan negara lain untuk mengevakuasi WNI.

"Kami meminta pemerintah untuk menyiapkan jalur evakuasi alternatif, termasuk bekerja sama dengan negara-negara sahabat, agar WNI dapat segera dipindahkan ke tempat yang lebih aman," kata Wakil Ketua Komisi I DPR RI Dave Laksono kepada wartawan, Senin (15/12/2025).

Komisi I terus berkoordinasi dengan Kemenlu untuk memastikan kondisi WNI di dua negara tersebut. Informasi sementara WNI yang ada telah didata dan telah disiapkan langkah evakuasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dari laporan yang kami terima, pemerintah melalui KBRI dan perwakilan RI di kedua negara tersebut sudah melakukan pemantauan intensif, termasuk pendataan jumlah WNI dan lokasi mereka, serta menyiapkan langkah-langkah evakuasi bila situasi semakin memburuk," kata dia.

ADVERTISEMENT

"Komisi I DPR RI mendorong agar proses evakuasi dilakukan secara cepat, terukur, dan aman," tambahnya.

Lebih lanjut, Dave menilai pemerintah Indonesia perlu mengambil langkah diplomatis terkait konflik ini. Indonesia, kata dia, memiliki jejak penyelesaian konflik melalui dialog.

"Oleh karena itu, kami mendorong pemerintah untuk aktif berperan dalam upaya mediasi, baik melalui ASEAN maupun forum internasional lainnya, agar ketegangan antara Thailand dan Kamboja dapat segera mereda," tuturnya.

Diketahui, konflik Thailand dan Kamboja kembali memanas. Pemerintah Thailand mengatakan pasukan Kamboja menewaskan empat tentara Thailand dalam serangan pada hari Sabtu (13/12).

PM Thailand Anutin Charnvirakul membantah klaim Presiden Amerika Serikat Donald Trump bahwa gencatan senjata telah disepakati untuk mengakhiri pertempuran mematikan selama beberapa hari. Kekerasan antara negara-negara tetangga di Asia Tenggara ini telah menyebabkan sekitar setengah juta orang mengungsi di kedua belah pihak.

Setidaknya 24 orang tewas pekan ini, termasuk empat tentara Thailand yang menurut Kementerian Pertahanan Thailand tewas di daerah perbatasan. Amerika Serikat, China, dan Malaysia, sebagai ketua blok regional ASEAN, menengahi gencatan senjata pada bulan Juli setelah gelombang kekerasan awal selama lima hari.

Pada Oktober, Trump mendukung deklarasi bersama lanjutan antara Thailand dan Kamboja, menggembar-gemborkan kesepakatan perdagangan baru setelah mereka setuju untuk memperpanjang gencatan senjata. Namun, Thailand menangguhkan perjanjian tersebut pada bulan berikutnya setelah tentara Thailand terluka akibat ranjau darat di perbatasan.

Simak juga Video: Kuil Abad ke-11 Hancur, Kamboja Kecam Keras Thailand!

(rfs/rfs)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads