Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menyinggung Gini Ratio atau ketimpangan di DKI Jakarta sulit turun karena banyaknya orang kaya. Lantas bagaimana sebetulnya kondisi Gini Ratio di Jakarta?
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, seperti dilihat detikcom pada website resminya bps.go.di, Sabtu (13/12/2025), nilai Gini Ratio di DKI Jakarta berada pada angka 0,441. Nilai tersebut merupakan data Gini Ratio per semester I tahun 2025 atau Maret 2025.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika dibandingkan dengan 37 provinsi, Gini Ratio di DKI Jakarta yang paling tinggi. Itu artinya, ketimpangan antara si kaya dan si miskin di DKI Jakarta paling tinggi se-Indonesia.
Sebagai informasi, Gini Ratio merupakan ukuran statistik untuk mengukur tingkat ketimpangan distribusi pendapatan atau pengeluaran penduduk dalam suatu wilayah. Angka Gini Ratio berada pada rentang 0 hingga 1, di mana 0 berarti pendapatan merata atau tidak terjadi ketimpangan, sedangkan nilai yang mendekati 1 berarti terjadi ketimpangan tinggi, di mana sebagian kecil orang memiliki sebagian besar pendapatan/kekayaan.
Berikut ini data Gini Ratio perkotaan versi BPS di 38 provinsi Indonesia per Maret 2025:
DKI Jakarta 0,441
DI Yogyakarta 0,434
Sulawesi Barat 0,434
Jawa Barat 0,426
Bengkulu 0,424
Nusa Tenggara Barat 0,397
Jawa Tengah 0,390
Gorontalo 0,389
Kep. Riau 0,383
Jawa Timur 0,383
Sulawesi Selatan 0,373
Sumatera Selatan 0,370
Sulawesi Tenggara 0,359
Bali 0,352
Kalimantan Barat 0,348
Riau 0,345
Sulawesi Utara 0,343
Maluku Utara 0,340
Banten 0,335
Aceh 0,329
Jambi 0,328
Papua Selatan 0,326
Sumatera Utara 0,324
Lampung 0,319
Kalimantan Timur 0,316
Papua 0,314
Kalimantan Tengah 0,310
Sumatera Barat 0,307
Sulawesi Tengah 0,305
Kalimantan Selatan 0,304
Papua Pegunungan 0,301
Nusa Tenggara Timur 0,280
Papua Barat 0,279
Maluku 0,276
Kalimantan Utara 0,262
Papua Barat Daya 0,251
Kep. Bangka Belitung 0,232
Papua Tengah 0,207
Pernyataan Pramono
Sebelumnya, Pramono Anung mengatakan salah satu masalah serius di Jakarta adalah tingginya Gini Ratio. Indikator itu memperjelas ketimpangan antara orang kaya dan orang miskin di Jakarta
"Dalam kepemimpinan yang saya pimpin, terutama hal yang berkaitan dengan untuk menjaga prinsip bahwa persoalan Jakarta salah satu yang serius adalah persoalan Gini Ratio atau kemiskinan," kata Pramono di Balai Kota Jakarta, Sabtu (13/12).
"Perbedaan Gini Ratio, orang kaya miskinnya masih tinggi," lanjutnya.
Pramono menyebut sejumlah indikator ekonomi di Jakarta seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi, kemiskinan, hingga pengangguran menunjukkan penurunan. Namun Gini Ratio di Jakarta justru tetap tinggi.
"Karena hampir semua indikasi, apakah itu pertumbuhan ekonomi, inflasi, kemiskinan, kemudian juga pengangguran, mengalami perbaikan, tapi Gini Ratio-nya nggak," tuturnya.
Karena itu, menurut Pramono, sulitnya menurunkan Gini Ratio menandakan bahwa jumlah orang kaya di Jakarta memang banyak.
"Kenapa? Artinya orang kaya di Jakarta ini memang banyak banget," ucap Pramono.
Tonton juga video "Pesta Diskon Akhir Tahun, Pramono: Rojali Jadi 'Rombongan Jadi Beli'"











































