CEO Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF) Jamartin Sihite, mengatakan komunikasi Kementerian Kehutanan di bawah kepemimpinan Menhut Raja Juli Antoni kian terbuka. Ia menilai pembahasan terkait isu strategis konservasi menjadi dialog yang dilakukan secara intensif.
"Keterbukaan yang meningkat, kesediaan berdialog dengan lebih intensif, telah membuka dan menciptakan ruang diskusi yang lebih terarah dan produktif," kata Jamartin dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (13/12/2025).
Jamartin menyebut pendekatan yang lebih inklusif mampu menciptakan kebijakan yang selaras dan terarah. Ia berharap semangat kolaborasi ini terus diperkuat mewujudkan perlindungan hutan jangka panjang dan pengelolaan lanskap yang berkelanjutan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jamartin juga menekankan pentingnya atensi pemerintah terhadap kesejahteraan satwa liar, terutama orangutan sebagai spesies kunci konservasi. Ia menilai komitmen itu membutuhkan kebijakan yang terukur.
"Hal ini memerlukan kebijakan yang lebih terukur, pengawasan yang konsisten serta implementasi lapangan yang efektif," jelasnya.
Ia optimistis keterbukan Kemenhut dapat menghasilkan perubahan nyata. Jamartin berharap kelestarian alam di RI bisa terus terjaga untuk kepentingan generasi ke depan.
"Kami meyakini bahwa komitmen bersama pasti dapat menghasilkan perubahan nyata, demi masa depan Indonesia dan keberlangsungan seluruh kehidupan yang bergantung pada kelestariannya," tutupnya.
Tonton juga video "Viral Kayu Gelondongan Terdampar di Lampung, Punya Siapa?"
(dwr/dhn)










































