Iklan Jihad Lawan Koruptor BLBI Sudah Dibicarakan Sebelumnya

Iklan Jihad Lawan Koruptor BLBI Sudah Dibicarakan Sebelumnya

- detikNews
Rabu, 05 Sep 2007 08:31 WIB
Jakarta - Keberatan Hasyim Muzadi terhadap pemasangan iklan BLBI di sejumlah media massa cetak hanya sebuah kesalahpahaman. Sebab hal tersebut sebelumnya sudah dibicarakan.Hal tersebut disampaikan Ketua Pokja Jihad Melawan Koruptor, Asri Harahap saat berbincang-bincang dengan detikcom melalui telepon, Selasa (4/9/2007)."Pada waktu deklarasi jihad melawan koruptor BLBI telah diumumkan bahwa deklarasi itu akan diiklankan. Dan semua delegasi dari ormas Islam yang hadir setuju," ungkap Asri.Asri menegaskan, materi iklan BLBI tersebut tidak menyimpang dari isi deklarasi. Iklan maupun deklarasi jihad melawan koruptor tidak pernah menyebut nama seseorang."Jadi saya heran jika ada yang mengganggap isi iklan tersebut berbeda dengan deklarasi. Lagi pula iklan itu cuma teknis untuk menyiarkan subtansi deklarasi," ungkap Amri.Amri tidak sependapat bahwa iklan tersebut hanya mengarah pada dua obligor BLBI. Padahal dalam iklan tersebut jelas tertulis "Berdasarkan pada temuan BPK tanggal 30 November 2006 No.34G/XII/II/2006, ada dua konglomerat penerima BLBI terbesar yang menyebabkan kerugian negara/rakyat lebih dari 33 triliun dan Rp 28 triliun"."Itu tergantung opini masing-masing, kalau menganggap mengarah pada nama-nama tertentu silakan saja," ungkap Asri. Diakui Asri, Pokja Jihad Melawan Koruptor BLBI tidak diberitahu terlebih dahulu tentang iklan tersebut oleh pihak pemasang, yakni Ketua Masyarakat Profesional Madani, Ismet Hasan Putro. Namun dia tidak mempersoalkan hal itu."Di koran mana saja iklan itu dipasang tidak dilaporkan lagi. Itukan terlalu tekhnis," ujar Asri.Saat disinggung soal biaya pemasangan iklan tersebut, Amri tidak mau berkomentar banyak. Dia hanya mengatakan, dana pemasangan iklan itu berasal dari sekelompok orang setuju dengan gerakan moral Pokja Jihad Melawan Koruptor BLBI. Demikian pula saat didesak apakah penyandang dananya termasuk Ismet Hasan Putro."Saya tidak bisa sebutkan nama. Pokoknya dari orang yang setuju dengan gerakan moral kita. Buat saya ini juga tidak perlu dipersoalkan. Kan itung-itung saya gratis mengiklankan gerakan moral ini," tutut Asri.Polemik mengenai iklan Jihad Melawan Koruptor itu mencuat ketika sejumlah tokoh merasa dicatut nama dan tandatangannya. Mereka antara lain, Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi dan Ketua Umum PP Muhammadiyah.Menurut Hasyim, dirinya memang ikut menandatangani deklarasi Jihad Melawan Koruptor BLBI. Namun dirinya tidak pernah menyangka hal itu akan menjadi materi iklan di media massa. Dia juga menilai, iklan tersebut telah menjurus pada nama-nama tertentu.Hasyim pun meminta agar penayangan iklan tersebut dihentikan. Dia khawatir iklan tersebut akan membuat gerakan moral dan penegakan hukum kasus BLBI bias dan tidak obyektif. (djo/ary)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads