Iklan Penegakan Hukum BLBI Versi Lampung Juga Bermasalah
Selasa, 04 Sep 2007 17:49 WIB
Jakarta - Iklan penegakan hukum BLBI versi Lampung dengan judul "Suara Keadilan untuk Bangsa" juga bermasalah. Sejumlah pihak mengaku namanya dicatut dalam iklan tersebut.Salah satunya Dr I Gede AB Wiranata, akademisi dari Fakultas Hukum Unila. Menurut Wiranata, beredar berbagai versi iklan BLBI dengan judul yang sama."Saya tidak pernah menandatangani iklan penegakan hukum BLBI yang meminta hukuman mati bagi koruptor BLBI. Sebagai akademisi saya harus arif. Saya menekuni bidang hukum investasi, sedangkan hukuman mati itu bidang pidana," ujar Wiranata saat dihubungi detikcom, Selasa (4/9/2007).Wiranata menjelaskan, sebulan yang lalu dirinya memang pernah diundang dan menghadiri seminar mengenai BLBI yang digagas oleh Ikatan Mahasiswa Hukum Indonesia (Ismahi) Korda Lampung. Usai seminar, para mahasiswa membacakan pernyataan sikap mengenai kasus BLBI.Usai dibacakan, naskah pernyataan sikap tersebut diserahkan kepada para pembicara, termasuk dirinya. Setelah dilakukan koreksi dan diberikan catatan oleh salah satu pembicara, yakni Deni Daruri, dari Center of Banking Crisis (CBC), Wiranata pun membubuhkan tandatangannya.Namun dia kaget ketika kemudian tandatangannya itu muncul dalam iklan penegakan hukum BLBI bertajuk "Suara Keadilan untuk Bangsa". Terlebih iklan tersebut mengharuskan hukuman mati bagi para obligor BLBI. Menurutnya iklan tersebut tidak mengacu pada materi yang dibicarakan dalam seminar."Jadi iklan BLBI tersebut sudah dimanipulasi dan saya tidak pernah menandatanganinya. Dan saat ini memang iklan dengan judul tersebut muncul dalam berbagai versi," tutur Wiranata.Menurut catatan detikcom, setidaknya ada 4 judul iklan mengenai BLBI ini, yakni Tegakan Hukum, Jihad Melawan Koruptor BLBI, Suara Keadilan Untuk Bangsa, dan Kepastian Hukum Adalah Penegakan Hukum.Setiap iklan tersebut dipasang di media massa cetak oleh pihak yang berbeda, seperti Masyarakat Profesional Madani, Pengda Lampung Ismahi, dan Badan Eksekutif Mahasiswa dari sejumlah Perguruan Tinggi.
(djo/umi)