Wakapolri Rilis Buku Teknologi Kepolisian: Bangun Pondasi Polri Modern-Makin Dipercaya

Wakapolri Rilis Buku Teknologi Kepolisian: Bangun Pondasi Polri Modern-Makin Dipercaya

Audrey Santoso - detikNews
Jumat, 12 Des 2025 02:54 WIB
Wakapolri Rilis Buku Teknologi Kepolisian: Bangun Pondasi Polri Modern-Makin Dipercaya
Foto: Wakapolri Komjen Dedi Prasetyo meluncurkan buku tentang teknologi kepolisian (dok istimewa)
Jakarta -

Wakapolri Komjen Dedi Prasetyo merilis buku karyanya terkait teknologi kepolisian. Dalam buku itu, dijelaskan reformasi dan modernisasi teknologi merupakan kebutuhan mendesak di tengah tantangan keamanan modern dan tuntutan pelayanan publik yang semakin kompleks.

Dalam acara Bedah Buku Teknologi Kepolisian: "Automasi dalam Dinamika Keamanan Modern" di Lembang, Wakapolri menegaskan Polri harus bergerak cepat mengejar perkembangan teknologi global. Polri bersama Aslog tengah menyiapkan fondasi industri keamanan nasional, agar Indonesia tidak hanya menjadi pengguna teknologi luar tetapi mampu memproduksi teknologi kepolisian secara mandiri.

"Teknologi bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan strategis agar Polri lebih profesional dan presisi dalam melayani masyarakat," ujar Dedi dalam keterangannya, Jumat (12/12/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menambahkan peserta pendidikan Sespim adalah calon pemimpin yang harus memiliki cara pandang futuristik dan keberanian untuk melakukan terobosan. Expo teknologi yang digelar bersamaan menghadirkan berbagai perangkat dan inovasi modern yang sudah mulai diterapkan Polri saat ini. Mulai dari drone udara untuk pemantauan dan evakuasi, robot taktis untuk situasi berbahaya, robot K9 untuk pencarian, sistem komunikasi portabel anti-jammer seperti WonTech, hingga platform analitik berbasis data. Pameran ini menjadi bukti nyata bahwa Polri bukan hanya berbicara tentang transformasi, tetapi benar-benar mengimplementasikannya dalam tugas operasional.

Para penanggap memberikan pandangan strategis yang memperkaya arah perubahan Polri. Pakar rekayasa teknologi, Hendy, menegaskan kepolisian dunia bergerak dari pendekatan reaktif menuju prediktif. Di tengah maraknya kejahatan digital, penipuan berbasis AI, serta ancaman siber lintas negara, Polri harus mengembangkan teknologi prediktif berbasis data dan kecerdasan buatan secara bertahap dan realistis.

ADVERTISEMENT

Ia menekankan perlunya peta jalan 10 tahun, penguatan regulasi, perlindungan privasi, serta pembangunan SDM teknologi yang berkelanjutan. "Teknologi harus memberikan dampak sosial bagi masyarakat, bukan hanya menjadi jargon," ujarnya.

Dalam diskusi panel, pemimpin Polri dan para pakar eksternal menyoroti pentingnya peningkatan profesionalisme penyidik yang tingkat sertifikasinya masih perlu ditingkatkan secara signifikan. Reformasi ini menjadi fundamental dalam meningkatkan kualitas penegakan hukum dan membangun kepercayaan publik.
Diskusi juga menekankan perlunya memperkuat talenta digital Polri, mempersiapkan generasi yang melek teknologi, serta memperluas kerja sama akademik dan industri agar Polri tidak tertinggal dari kecepatan perubahan generasi saat ini.

Dari sisi akademisi, Prof Kemal Nazaruddin Siregar menilai buku Wakapolri sebagai salah satu fondasi penting dalam membangun digital policing Indonesia. Ia menegaskan bahwa Polri harus naik kelas menjadi inovator dan produsen teknologi, bukan hanya pengguna. Namun ia mengingatkan transformasi digital harus tetap menjaga sisi humanis kepolisian.

"Teknologi harus memperkuat kepercayaan masyarakat, bukan mengikisnya," ujar Kemal.

Kegiatan Bedah Buku dan Expo Teknologi di Lembang memperlihatkan komitmen kuat Polri melakukan lompatan besar dalam transformasi teknologi. Pemanfaatan AI, robotika, drone, sistem komunikasi modern, penguatan data, serta peningkatan kapasitas penyidik menjadi langkah nyata dalam mewujudkan Polri yang lebih responsif, profesional, dan presisi.

"Ini era baru bagi Polri. Kita sedang membangun fondasi kepolisian yang modern, mandiri dalam teknologi, dan semakin dipercaya oleh masyarakat," kata Wakapolri.

Halaman 2 dari 2
(aud/isa)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads