Kementerian Pekerjaan Umum (PU) mempercepat penanganan darurat pada infrastruktur yang terdampak banjir di Kabupaten Tapanuli Tengah dan Kota Sibolga, Provinsi Sumatera Utara. Penanganan ini termasuk pemulihan akses air bersih, normalisasi sungai, hingga perbaikan jalan dan jembatan.
"Kondisi yang terjadi di Sumatera Utara membutuhkan respons yang cepat dan terukur. Kementerian PU memastikan seluruh sumber daya, baik alat berat, tenaga teknis, maupun dukungan infrastruktur dasar, digerakkan untuk memulihkan fungsi infrastruktur, membuka akses jalan, dan memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat. Keselamatan warga adalah prioritas utama," kata Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo kepada wartawan, Kamis (11/12/2025).
Penanganan darurat dilakukan secara simultan untuk memastikan pemulihan dapat berlangsung cepat, terutama pada daerah yang mengalami kerusakan paling serius.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat meninjau Aliran Aek Doras, Kota Sibolga, bersama Komisi V DPR RI, Rabu (10/12/2025), Direktur Jenderal Sumber Daya Air, Dwi Purwantoro, mengungkapkan bahwa sedimentasi berat telah menurunkan kedalaman sungai secara signifikan sehingga memicu luapan ke permukiman. Normalisasi sungai menjadi langkah prioritas.
"Kedalaman sungai yang sebelumnya sekitar 2 meter sekarang tersisa 0,5 meter akibat sedimentasi. Karena itu, kita lakukan normalisasi agar saat hujan deras, aliran tidak meluap," ujar Dwi Purwantoro.
Penanganan tanggap darurat dilakukan pada 2 sungai di Kota Sibolga dan 6 sungai di Kabupaten Tapanuli Tengah. "Kita akan menambah alat dan SDM untuk mempercepat pengerjaan, terutama mengingat kondisi cuaca yang masih harus diwaspadai," tambah Dwi.
Kementerian Pekerjaan Umum (PU) mempercepat penanganan darurat pada infrastruktur yang terdampak banjir di Kabupaten Tapanuli Tengah dan Kota Sibolga, Provinsi Sumatera Utara. (Dok. Kementerian PU) |
Hal senada disampaikan Direktur Jenderal Bina Marga Roy Rizali Anwar bahawa. Dia mengatakan bahwa sebagian besar titik longsor dan kerusakan jalan nasional telah ditangani.
"Dari total 171 titik longsor, 27 titik jalan putus, dan 38 titik jalan amblas sebagian, saat ini sudah tertangani 163 titik longsor, 10 titik jalan putus, 18 titik jalan amblas sebagian, dan 28 titik banjir yang sudah surut," jelas Roy.
Kementerian PU juga menyiapkan sejumlah opsi percepatan termasuk jalur detour, penimbunan darurat, serta pemasangan jembatan bailey pada titik-titik yang mengalami kerusakan berat. Upaya ini bertujuan menjaga mobilitas masyarakat dan distribusi logistik tetap berjalan meskipun kondisi lapangan masih menantang.
Sementara itu, di sektor permukiman, Direktur Jenderal Cipta Karya, Dewi Chomistriana memastikan layanan dasar bagi warga terdampak terus diperkuat.
"Kementerian PU telah memasang 13 hidran umum, menyediakan 3 mobil tangki air, dan mengoperasikan IPA sementara berkapasitas 0,8 liter per detik," jelas Dewi.
Selain itu, Kementerian PU menyalurkan PAC dan kaporit untuk menjamin kualitas air serta memulai identifikasi kerusakan pada intake, transmisi, dan jaringan air minum.
Ketua Komisi V DPR RI Lasarus menegaskan perlunya memastikan kondisi pengungsian yang layak bagi masyarakat. Lasarus menekankan pentingnya pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi, mulai dari air bersih, MCK, obat-obatan, hingga sembako, serta mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi longsor susulan.
"Sepanjang jalan dari bandara hingga Sibolga, saya melihat masih banyak titik longsor yang rawan. Kondisi pengungsian masih jauh dari layak dan perlu segera dibenahi," ujar Lasarus.
Tonton juga video "Listrik di Aceh Tamiang Masih Belum Menyala!"
(rdp/dhn)











































