Edukasi Lingkungan Meluas, 979 Sekolah Raih Penghargaan Adiwiyata dari KLH

Edukasi Lingkungan Meluas, 979 Sekolah Raih Penghargaan Adiwiyata dari KLH

Shalli Irda - detikNews
Kamis, 11 Des 2025 15:11 WIB
Edukasi Lingkungan Meluas, 979 Sekolah Raih Penghargaan Adiwiyata dari KLH
Foto: Shalli Irda
Jakarta -

Edukasi lingkungan di sekolah kian meluas seiring penyerahan Penghargaan Adiwiyata 2025 kepada 979 sekolah yang dinilai berhasil membangun budaya ramah lingkungan. Acara ini menegaskan upaya Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) memperkuat gerakan sekolah hijau di seluruh Indonesia.

Tahun ini terdapat 258 Sekolah Adiwiyata Mandiri dari 21 provinsi dan 721 Sekolah Adiwiyata Nasional dari 31 provinsi. Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, menekankan capaian ini sebagai momentum percepatan pendidikan lingkungan, karena kurang dari satu persen sekolah memenuhi standar Adiwiyata.

"Penghargaan ini bukan sekadar simbol, tetapi amanah besar untuk memperkuat pendidikan lingkungan di sekolah. Saat ini kita tengah menghadapi tekanan iklim nyata, dan sekolah berperan strategis membentuk generasi peduli serta siap menghadapinya," ujar Hanif dalam sambutannya di Gedung Sasono Utomo, TMII, Jakarta Timur, pada Kamis (11/12/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penetapan Adiwiyata mengikuti kriteria ketat. Adiwiyata Mandiri diberikan kepada sekolah atau madrasah yang telah memenuhi kriteria Adiwiyata dengan nilai minimal 90 persen serta berhasil membina sedikitnya dua sekolah lain.

ADVERTISEMENT

Adiwiyata Nasional diberikan kepada sekolah yang mencapai nilai minimal 80 persen dan telah meraih penghargaan tingkat provinsi atau kabupaten/kota. Ketentuan ini menegaskan penghargaan tidak hanya menilai capaian internal, tetapi juga dampak pembinaan kepada sekolah lain.

Gerakan ini semakin menguat karena seluruh penerima merupakan sekolah yang menerapkan Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (PBLHS) yang membangun pembiasaan hidup ramah lingkungan dalam seluruh aktivitas sekolah.

Mulai dari pengurangan sampah, konservasi air, ruang hijau, hingga integrasi nilai lingkungan dalam pembelajaran sehari-hari.

Lonjakan penerima penghargaan juga menunjukkan antusiasme daerah. Pada 2025, terdapat 372 calon Adiwiyata Mandiri dan 974 calon Adiwiyata Nasional yang diajukan dari 31 provinsi.

Hasilnya, jumlah penerima Adiwiyata Nasional meningkat 40,82 persen dan Adiwiyata Mandiri naik 24,04 persen dibanding tahun sebelumnya. Hal ini menandakan komitmen yang terus tumbuh dari berbagai wilayah.

Di sisi lain, Hanif menyampaikan tekanan iklim yang makin ekstrem menjadi bukti urgensi pendidikan lingkungan. Hujan ekstrem, longsor, dan banjir bandang di Sumatera disebutnya sebagai tanda bahwa ekosistem sudah berada pada batas kemampuannya.

"Bencana di Sumatera adalah pengingat bahwa tekanan iklim semakin ekstrem dan membutuhkan respons cepat," kata Hanif dalam sesi doorstop.

Sebagai tindak lanjut, KLH sedang me-review berbagai persetujuan lingkungan di wilayah terdampak serta mengaudit delapan perusahaan di Batang Toru. Langkah ini bertujuan memastikan pembangunan tidak melampaui daya dukung lingkungan sekaligus mencegah potensi kerusakan tambahan.

KLH juga memperluas pendekatan edukasi melalui kerja sama dengan Kementerian Agama untuk merumuskan konsep ekoteologi, yaitu integrasi nilai-nilai keagamaan dalam pembelajaran lingkungan. Upaya ini diharapkan dapat memperkuat kesadaran ekologis masyarakat dan memperluas dampak pendidikan lingkungan ke sekolah berbasis agama.

Jumlah penerima penghargaan yang terus naik dan cakupan pembinaan PBLHS yang semakin luas menjadi indikator kuat bahwa gerakan sekolah berbudaya lingkungan telah bergerak secara nasional.

"Tanpa menempatkan lingkungan sebagai dasar pijakan pembangunan, tekanan bencana akan terus berulang. Kita tidak bisa lagi bekerja dengan pendekatan lama. Setiap kebijakan harus memikirkan keberlanjutan agar masyarakat tidak terus menjadi korban kerusakan lingkungan," tegas Hanif.

Acara penghargaan turut dihadiri kepala daerah, kepala dinas lingkungan hidup dan pendidikan provinsi/kabupaten/kota, perwakilan Kementerian Agama, mitra dunia usaha, LSM, serta ratusan kepala sekolah penerima penghargaan.

Melalui kegiatan ini, KLH berharap kolaborasi lintas sektor ini mempercepat perluasan edukasi lingkungan dan meningkatkan jumlah sekolah Adiwiyata di seluruh Indonesia.

Tonton juga video "KLH Kirim Bantuan 2 Truk untuk Korban Banjir Sumatera"

(anl/ega)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads