Puncak Hari HAM, Pigai Ajak Publik Jangan Lelah Perjuangkan Keadilan & HAM

Puncak Hari HAM, Pigai Ajak Publik Jangan Lelah Perjuangkan Keadilan & HAM

Renaldi Saputra - detikNews
Kamis, 11 Des 2025 14:16 WIB
Puncak Hari HAM, Pigai Ajak Publik Jangan Lelah Perjuangkan Keadilan & HAM
Foto: Renaldi Saputra
Jakarta -

Momentum Peringatan Hari Hak Asasi Manusia (HAM) Sedunia ke-77, Indonesia menegaskan ambisinya untuk melangkah lebih jauh di kancah global. Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai menyatakan Indonesia kini bersiap merebut posisi Presiden Dewan HAM Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Melalui ungkapan itu, ia menandai sebagai langkah strategis menuju cita-cita besar Indonesia Emas 2045. Pernyataan tersebut disampaikan Pigai dalam Puncak Peringatan Hari HAM Sedunia 2025, digelar di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Rabu (10/12/2025). Acara tersebut mengusung tema 'Penguatan Fondasi Pembangunan HAM Dalam Keberagaman Menuju Indonesia Emas 2045'.

Di hadapan ribuan peserta, Pigai menegaskan hak asasi manusia merupakan aset tak berwujud paling berharga yang dimiliki umat manusia. Ia menekankan pemahaman HAM tak hanya urusan pemerintah, tetapi membutuhkan kolaborasi masyarakat sipil, tokoh agama, lembaga, media, hingga setiap individu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau kita memikul tugas ini bersama, Indonesia akan tumbuh menjadi bangsa yang unggul dalam peradaban HAM," kata Pigai, di Tennis Indoor Senayan, Rabu (10/12/2025).

Pada momen yang sama, Pigai membuka rencana besar Indonesia dalam agenda hubungan internasional, yakni menargetkan kursi Presiden Dewan HAM PBB. Menurut Pigai, upaya diplomasi telah bergerak sejak awal 2025 melalui pertemuan-pertemuan bilateral dan kunjungan ke negara-negara sahabat.

ADVERTISEMENT

"Kami tidak tanggung-tanggung. Kami akan rebut Presiden Dewan HAM PBB," tegasnya.

Ia menyebut langkah diplomasi dilakukan bersama Kementerian Luar Negeri dan perwakilan Bappenas. Profesor Makarim Wibisono, diplomat senior dan mantan Presiden Dewan HAM PBB, turut dilibatkan dalam proses pendekatan internasional itu.

Pigai meyakini memimpin Dewan HAM PBB akan membuka jalan bagi Indonesia untuk mendorong konvensi-konvensi HAM baru yang belum pernah lahir dalam sistem internasional, mulai dari HAM dan korupsi, HAM dan lingkungan, hingga HAM dalam proses pemilu.

"Banyak konvensi yang kita bisa hasilkan. Ini kesempatan untuk mengubah tatanan dunia," ujarnya.

Tak hanya itu, Pigai memaparkan roadmap menuju Indonesia Emas 2045, di antaranya lima tahun pertama fokus pada pemulihan dan perbaikan, lima tahun berikutnya akselerasi, lalu memengaruhi kawasan, dan akhirnya tampil sebagai pemimpin global.

Dalam pidatonya, Pigai juga menyampaikan empatinya kepada warga di Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh yang terdampak bencana. Ia menegaskan pentingnya memperkuat solidaritas antarwarga untuk meringankan beban sesama.

"Tidak boleh ada anak bangsa yang menderita sendirian. Berat sama-sama dipikul, ringan sama-sama dijinjing," tegasnya.

Pigai mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk menjadikan HAM sebagai budaya, bukan sekadar jargon tahunan.

"Mari bergerak bersama, membumikan HAM dari kata menjadi budaya," tuturnya.

Menutup akhir pidatonya, Pigai menegaskan perjuangan HAM harus selalu berjalan dalam koridor negara hukum.

"Jangan takut dan jangan pernah mundur memperjuangkan hak asasi manusia bagi mereka yang membutuhkan keadilan, tetapi harus sesuai konsep dan aturan bernegara," tutupnya.

Sebagai informasi, tokoh-tokoh yang hadir dalam acara tersebut antara lain Menteri Agama H. Nasaruddin Umar, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Arifatul Choiri Fauzi, sejumlah wakil menteri, para tokoh HAM, gubernur dan bupati, perwakilan pemerintah daerah, para duta besar, korban pelanggaran HAM, komunitas ojek online, elemen mahasiswa, pelajar pencinta HAM (Kopetta), serta masyarakat umum.

Acara juga diwarnai dengan doa yang dibawakan oleh perwakilan lima agama, pemberian penghargaan kepada para tokoh HAM seperti mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Asshiddiqie dan mantan Duta Besar Indonesia untuk PBB Makarim Wibisono. Selain itu, sejumlah aktivis turut menerima apresiasi, di antaranya Haris Azhar, Hariman Siregar, Yan Christian Warinussy, serta mendiang Muhammad Imam Azis. Pada kesempatan yang sama, dilakukan pula launching Penilaian Kepatuhan HAM.

(akd/ega)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads