Pemprov DKI Jakarta akan memperketat mekanisme pengecekan berkala keamanan gedung-gedung di Jakarta setelah kebakaran gedung Terra Drone yang menewaskan 22 orang. Pemeriksaan akan dilakukan setidaknya enam bulan sekali.
"Saat ini, kami sedang menyusun mekanisme pengecekan berkala yang lebih ketat, seperti uji kelayakan operasional (mirip KIR kendaraan) untuk proteksi kebakaran, termasuk pemeriksaan APAR, hidran, sprinkler, alarm, dan jalur evakuasi, setidaknya setiap 6 bulan sekali," kata Staf Khusus Gubernur DKI Jakarta, Chico Hakim, kepada wartawan, Kamis (11/12/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Chico mengatakan gedung lama di Jakarta lebih rentan mengalami kebakaran. Dia mengatakan sebagian gedung lama punya desain evakuasi yang kurang memadai.
"Termasuk gedung-gedung lama yang memang rentan terhadap risiko kebakaran akibat desain evakuasi yang kurang memadai atau kurangnya pemeliharaan," ujarnya.
Chico mengatakan Pemprov DKI akan meminta gedung lama di Jakarta memperbarui fasilitas keselamatan. Chico menyebut Pemprov DKI siap memberikan subsidi kepada pemilik yang patuh.
"Untuk gedung lama, prioritas utama adalah retrofit (pembaruan) fasilitas keselamatan, dengan dukungan subsidi dari Pemprov bagi pemilik yang patuh," ujar dia.
Dia mengatakan gedung Terra Drone diduga tidak memenuhi standar keselamatan kebakaran yang ketat. Meskipun, katanya, gedung tersebut memiliki izin mendirikan bangunan (IMB) dan sertifikat laik fungsi (SLF).
"Terutama mengingat aktivitas di dalamnya melibatkan bahan berisiko tinggi, seperti baterai litium. Pemprov DKI Jakarta, atas arahan Gubernur Pramono Anung, akan segera meninjau ulang seluruh dokumen perizinan gedung tersebut secara menyeluruh," jelasnya.
Chico mengatakan pemilik atau pengelola gedung yang lalai akan diberi sanksi. Dia menegaskan pihaknya berkomitmen meningkatkan standar keselamatan gedung di Jakarta.
"Bagi pemilik atau pengelola gedung yang terbukti lalai, sanksi akan diterapkan secara tegas sesuai regulasi yang berlaku tergantung tingkat pelanggarannya," tuturnya.
Kebakaran gedung Terra Drone dilaporkan terjadi pukul 12.43 WIB, Selasa (9/12). Total korban tewas dari kejadian kebakaran ini berjumlah 22 orang, terdiri atas 15 orang perempuan dan 7 orang laki-laki. Salah satu korban merupakan ibu hamil.
Kapolres Metro Jakpus Kombes Susatyo Purnomo Condro mengungkapkan kebakaran bermula dari lantai 1. Kebakaran diduga berasal dari baterai litium di lantai 1. Asap tebal kemudian menyebar hingga lantai 6.
"Ada baterai di lantai 1, itu yang terbakar," kata Susatyo Purnomo Condro di lokasi, Selasa (9/12).
RS Polri juga telah menuntaskan identifikasi jenazah. Berdasarkan hasil pemeriksaan, korban tewas diduga karena menghirup asap dan gas karbon monoksida. Polisi juga menyatakan akan memeriksa pemilik gedung Terra Drone.
"Dari Polres Jakarta Pusat juga melakukan pemeriksaan kepada semua saksi-saksi, termasuk nanti pemilik usaha maupun pemilik gedung," kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Susatyo Purnomo Condro kepada wartawan di lokasi kebakaran, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Selasa (9/12).
Simak juga Video Terra Drone soal Penyebab Kebakaran Gedung: Masih Dalam Investigasi











































