BMKG: Puncak Musim Hujan Bengkulu-Jawa-Bali Terjadi Pada Januari-Februari

BMKG: Puncak Musim Hujan Bengkulu-Jawa-Bali Terjadi Pada Januari-Februari

Dwi Rahmawati - detikNews
Senin, 08 Des 2025 20:16 WIB
BMKG: Puncak Musim Hujan Bengkulu-Jawa-Bali Terjadi Pada Januari-Februari
Ilustrasi (Foto: Getty Images/iStockphoto)
Jakarta -

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi puncak musim hujan di sejumlah wilayah Indonesia. Menurut BMKG, puncak musim hujan diperkirakan terjadi pada waktu yang berbeda di beberapa wilayah.

"Pada periode Desember hingga Januari, curah hujan tinggi hingga sangat tinggi, sekitar 300 sampai 500 mm/bulan, diperkirakan terjadi di Jawa, Bali, Nusa Tenggara, sebagian Sulawesi Selatan, dan Papua Selatan," kata Kepala BMKG Teuku Faisal Fathani dalam rapat kerja bersama Komisi V DPR di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (8/12/2025).

"Sedangkan Kalimantan ini sebagian besar wilayahnya memiliki musim hujan sepanjang tahun," sambungnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemudian, untuk puncak musim hujan pada wilayah Lampung, Bengkulu, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara, diprediksi terjadi pada Januari hingga Februari 2026. Sedangkan puncak musim hujan di Sumatera, kecuali Bengkulu dan Lampung, terjadi pada Desember 2025.

ADVERTISEMENT

Lebih lanjut, Faisal mengungkap adanya dinamika atmosfer di Indonesia pada periode Natal dan tahun baru. Dia menyebut ada beberapa fenomena atmosfer aktif, di antaranya Monsun Asia, Madden Julian Oscillation (MJO), kemudian gelombang atmosfer, dan adanya potensi bibit siklon atau siklon tropis di selatan wilayah Indonesia, La Nina lemah, dan IOD (Indian Ocean Dipole) negatif.

"Potensinya, hal tersebut di atas, dinamika tersebut dapat meningkatkan potensi intensitas curah hujan, utamanya pada minggu kedua Desember 2025 hingga minggu pertama Januari 2026," jelasnya.

Dia mengatakan aktifnya Gelombang Rossby dan Kelvin juga meningkatkan pertumbuhan awan hujan di Sumatera bagian Selatan, Jawa, Papua. Selain itu, MJO yang meningkatkan potensi hujan intensitas tinggi hingga sangat tinggi terutama Jawa, Kalimantan, dan sebagian Sulawesi, Papua.

Dia mengatakan saat ini, terdapat dua bibit siklon aktif di sekitar Indonesia. Di antaranya, 93W di Laut Filipina yang cenderung melemah dalam 3-4 hari ke depan.

"Harapan kita agar tidak terlalu banyak mempengaruhi kondisi cuaca di Indonesia," katanya.

Sementara itu, terkait potensi hujan pada periode Nataru, dimulai 15 Desember 2025 hingga 10 Januari 2026. Pada periode 15-22 Desember hujan lebat hingga hujan petir berpotensi terjadi di selatan dari Sumatera dan barat dari Pulau Jawa.

"Selanjutnya pada 22 hingga 29 Desember, pada lokasi yang kurang lebih sama," ujarnya.

"Lalu yang perlu kita waspadai adalah pada periode 29 Desember hingga 10 Januari, di mana hampir seluruh daerah di Pulau Jawa ini berpotensi untuk mengalami hujan lebat hingga hujan petir," sambungnya.

Simak Video 'BMKG Prediksi Curah Hujan Tinggi Guyur Kaltim-Pulau Jawa saat Nataru':

(dwr/lir)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads