Waka Komisi I DPR Kecam Ucapan Bencana Sumatera Mencekam di Medsos: Kekanakan

Waka Komisi I DPR Kecam Ucapan Bencana Sumatera Mencekam di Medsos: Kekanakan

Dwi Rahmawati - detikNews
Senin, 08 Des 2025 15:19 WIB
Waka Komisi I DPR Kecam Ucapan Bencana Sumatera Mencekam di Medsos: Kekanakan
Wakil Ketua Komisi I DPR Sukamta (Dok.YouTube DPR RI)
Jakarta -

Wakil Ketua Komisi I DPR RI Sukamta menyinggung Kepala BNPB Letjen Suharyanto yang bilang 'bencana hanya mencekam di medis sosial' terkait bencana di Sumatera. Sukamta menilai pernyataan itu kekanak-kanakan dan amatir.

Hal itu disampaikan Sukamta dalam Rapat Kerja dengan Menkomdigi Meutya Hafid, gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (8/12/2025). Sukamta mulanya membahas gerakan di media sosial yang masif terhadap pemerintah dan DPR sejak Agustus 2025.

"Peristiwa bencana Sumatera ini juga seperti menjadi amunisi baru untuk menambah daftar persepsi ketidakpercayaan publik terhadap negara. Negara dicitrakan seolah-olah sempat tidak hadir di awal-awal bencana," kata Sukamta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di momen ini, Sukamta menyinggung ucapan 'bencana hanya mencekam di media sosial'. Adapun pernyataan ini sempat dilontarkan oleh Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto yang kemudian meminta maaf setelah meninjau langsung daerah terdampak.

ADVERTISEMENT

"Jadi ada semacam mungkin juga statement dari pejabat publik yang terlalu amatiran menurut saya. Jadi menganggap 'Oh ternyata bencananya tidak seperti di medsos ya, itu cuma rame di medsos', 'Oh ternyata besar ya'. Loh, dia orang yang paling bertanggung jawab dalam penanganan bencana tapi statement-nya kekanak-kanakan dan amatiran," ungkapnya.

Ia mengatakan pernyataan yang dibuat pejabat justru memperkeruh suasana di tengah bencana. Sukamta menegaskan perlunya literasi digital di ranah siber.

"Nah itu membuat persoalan menjadi tambah buruk. Nah, ini menandakan bahwa literasi digital kita belum selesai, bahkan terhadap pejabat maupun ASN. Nah saya kira ini juga bagian yang menjadi PR kita Bu Menteri. Kalau ini dibiarkan terus bergulir, saya khawatir ini akan membuat situasi itu menjadi berbahaya," ucapnya.

Sukamta lantas mengungkap serangan ke DPR RI yang saat ini mulai muncul kembali. Ia menduga serangan itu digerakkan di medsos menggunakan robot.

"Nah kalau kita amati di medsos-medsos serangan serangan ke DPR hari ini, bukan kemarin dulu, itu mulai muncul kembali, seruan pembubaran DPR, tagih RUU Perampasan Aset agar segera dibahas, disahkan, seterusnya. Nah kami menengarai serangan-serangan medsos ini mayoritas pakai robot," ucapnya.

Sukamta menilai serangan buzzer di RI telah berevolusi menjadi industri yang terorganisasi. Ia menyebut banyak buzzer yang digerakkan melalui agensi.

"Nah dalam proses pengambilan kebijakan publik sekarang saya kira memang tidak cukup hanya base on data, tapi juga perlu mengamati isu dan komentar netizen di medsos karena komentar-komentar ini kan lebih hidup gitu," kata legislator PKS ini.

"Nah tapi, persoalannya kan seringkali justru di balik isu itu. Kami melihat bahwa fenomena buzzer di Indonesia ini telah berevolusi dari yang dulunya itu aktivitas individual, terus menjadi industri yang terorganisir yang seringkali dioperasikan oleh biro-biro komunikasi atau suatu agensi," imbuhnya.

Simak juga Video Hakim MK Sentil Kepala BNPB soal Bencana Sumatera Mencekam di Medsos

(dwr/eva)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads