Pengasuh Pondok Pesantren Bina Insan Mulia Cirebon, KH Imam Jazuli, Lc., MA, menegaskan pentingnya mengembalikan Nahdlatul Ulama (NU) pada khittah sebagai organisasi keulamaan. Hal ini menyusul dinamika internal antara Syuriyah dan Tanfidziyah PBNU.
Ia mengatakan penataan ulang orientasi organisasi harus berlandaskan konstitusi tertinggi NU, yakni Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART).
Kiai Imam menegaskan bahwa sejak awal NU dirancang sebagai jam'iyah ulama yang menjunjung tinggi kepemimpinan keilmuan, bukan sekadar struktur administratif.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"NU bukan organisasi manajerial seperti korporasi. NU adalah jam'iyah ulama yang kepemimpinannya dipimpin oleh Syuriyah dan Rais Aam. Di situlah letak marwah dan otoritas tertinggi organisasi," ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (8/12/2025).
Menurutnya, pasal-pasal fundamental seperti Pasal 14 dan Pasal 18 AD NU merupakan prinsip dasar (ushul) yang mengatur kedudukan Syuriyah sebagai pimpinan tertinggi sekaligus pemegang otoritas keagamaan dan kebijakan strategis. Sementara ketentuan lain yang bersifat teknis-prosedural, termasuk pasal yang kerap dijadikan rujukan oleh Tanfidziyah, berada pada level furu' (turunan).
"Dalam asas hukum berlaku kaidah lex inferiori derogat legi superiori. Peraturan yang lebih rendah tidak boleh bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi. Maka ketentuan teknis tidak bisa menafikan kewenangan Syuriyah sebagai pimpinan tertinggi," sambungnya.
Ia menambahkan, mayoritas Nahdliyin memiliki kesadaran tinggi bahwa keputusan Syuriyah adalah keputusan tertinggi dalam hierarki organisasi.
"Mengabaikan keputusan Syuriyah, sama artinya dengan mengabaikan ushul organisasi itu sendiri," terangnya.
Merespons berbagai forum kultural yang muncul, mulai dari Ploso, Tebuireng, Bangkalan, hingga Babakan Cirebon, Kiai Imam menegaskan bahwa forum-forum tersebut harus ditempatkan secara proporsional.
"Forum Ploso dan Tebuireng menyerukan islah. Forum Bangkalan dan Babakan membela marwah Syuriyah. Keduanya penting sebagai pandangan moral para sesepuh, tetapi bukan forum resmi penyelesai konflik," tegasnya.
"Mekanisme resmi tetap melalui Syuriyah, mulai Pleno, atau Majelis Tahkim bila diperlukan. Berlanjut Munas Alim Ulama untuk mempersatukan pandangan para ulama hingga Konbes dan diakhiri Muktamar ke-35 NU," tambahnya.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa solusi atas dinamika internal PBNU adalah dengan kembali tegak lurus bersama Syuriyah dan Rais Aam. Ia juga menyampaikan dukungannya terhadap rencana Syuriyah PBNU menggelar Rapat Pleno, termasuk agenda pengangkatan Pj Ketua Umum serta penetapan waktu pelaksanaan Muktamar ke-35 NU.
"Menegakkan supremasi Syuriyah berarti menegakkan khittah NU. Karena itu, semua pihak harus menghormati dan taat atas keputusan Rais Aam, serta mendukung langkah Syuriyah PBNU yang akan menggelar Pleno pada 9-10 Desember 2025," tuturnya.
Kiai Imam menyebut bahwa arahan para Mustasyar, baik yang muncul dalam forum Tebuireng maupun forum lainnya, sebaiknya disampaikan melalui mekanisme resmi organisasi.
"Forum-forum seperti Tebuireng, Ploso, Bangkalan, dan Babakan Cirebon harus dipahami sebagai nasehat sesepuh. Tidak perlu dibenturkan dengan mekanisme organisasi. Justru harus berjalan seiring untuk menguatkan keputusan Syuriyah," katanya.
Ia pun meminta seluruh pengurus NU di semua tingkatan untuk menjaga akhlak dan etika dalam menyikapi dinamika internal, termasuk dengan tidak menyebarkan narasi negatif atau konten yang mendiskreditkan para pimpinan, serta mengajak setiap anggota untuk menjaga persatuan dan marwah NU agar organisasi tetap solid di tengah situasi yang berkembang.
"Mari kita kedepankan kemaslahatan dan akhlak dalam bermedia. Jangan mengunggah atau menyebarkan narasi yang merendahkan pimpinan NU. Kita jaga martabat jam'iyah dengan sikap dewasa, noleh, dan tawadhu'," pesannya.
"Semua langkah harus kembali kepada AD/ART. Di situlah rumah besar kita berdiri. Tegak lurus bersama Syuriyah dan Rais Aam adalah kunci menjaga NU tetap sebagai organisasi ulama. Wallahu a'lam bish-shawab," pungkasnya.
Simak juga Video: Gus Ipul Buka Suara Usai Kabar Rotasi dari Sekjen PBNU











































