Tim gabungan pemerintah pusat dan daerah menggapai dua lokasi di Aceh Timur, Aceh, yang masih sulit diakses untuk menyalurkan bantuan. Banjir di Aceh Timur begitu tinggi jika dilihat dari bekas jejak genangan air dan lumpurnya.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi (Kapusdatinkom) Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengatakan tim yang menyalurkan bantuan mendapati dampak banjir yang masif.
"Rute menuju Arul Pinang juga dipenuhi jalan bergelombang, amblas, dan sisa lumpur yang menunjukkan tingginya genangan banjir. Beberapa rumah warga bahkan tampak terpapar lumpur hingga mencapai atap setinggi 3 meter," kata Muhari, Jumat (5/12/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Longsor juga terjadi di Aceh Timur yang menyebabkan akses jalan tertutup lumpur (dok BNPB) |
Banjir juga menyebabkan aliran listrik dan internet terputus. Tim gabungan menyalurkan bantuan ke dua lokasi yang masih sulit diakses, yakni Gampong Arul Pinang di Kecamatan Peunaron dan Dusun Karang Kuda di Gampong Bunin, Kecamatan Serbajadi.
"Kondisi desa hingga kini masih belum dialiri aliran listrik maupun jaringan internet," katanya.
Bantuan disalurkan tim gabungan terdiri atas Bupati Aceh Timur, Iskandar Usman Al-Farlaky, bersama tim gabungan BNPB, BPBD, TNI, Polri, serta Dinas Kesehatan pada Selasa (2/12). Mereka menempuh jalur darat untuk tiba di Gampong Arul Pinang di Kecamatan Peunaron dan Dusun Karang Kuda di Gampong Bunin, Kecamatan Serbajadi.
"Dalam perjalanan menuju Gampong Arul Pinang, rombongan harus menghadapi tantangan berat. Saat tiba di Jalan Pereulak, Gampong Peunaron Lama, terdapat tiga titik longsor tebing yang letaknya berdekatan. Material longsor menutup penuh akses jalan dan merusak sejumlah bagian badan jalan," ucapnya.
Foto udara yang menunjukkan dampak banjir dan longsor di Aceh Timur (dok BNPB) |
Dua titik masih dapat dibersihkan dengan alat berat, namun satu titik longsor berukuran besar menyebabkan kerusakan parah sehingga tidak dapat dilalui kendaraan. Rombongan kemudian melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki sejauh sekitar 20 meter yang sepenuhnya tertutup lumpur.
Petugas mencatat ketersediaan air bersih dan bahan makanan semakin menipis, sementara kebutuhan obat-obatan, perlengkapan bayi, dan kebutuhan perempuan mendesak untuk segera dipenuhi.
Tak Ada Korban tapi Warga Trauma saat Hujan
Situasi serupa terjadi di Dusun Karang Kuda, Kecamatan Serbajadi, yang aksesnya terputus hampir satu pekan. Sekitar 75 rumah warga hancur akibat banjir besar.
"Meski tidak ada korban jiwa, warga mengalami trauma setiap kali hujan turun. Selama menunggu bantuan masuk, warga membangun tempat pengungsian mandiri menggunakan terpal. Adapun kebutuhan mendesak mencakup air bersih, pakaian, selimut, makanan siap saji, hygiene kit, susu bayi, serta obat-obatan," urainya.
Bantuan disalurkan tim gabungan terdiri dari Bupati Aceh Timur, Iskandar Usman Al-Farlaky, bersama tim gabungan BNPB, BPBD, TNI, Polri, serta Dinas Kesehatan pada Selasa (2/12). Dua titik masih dapat dibersihkan dengan alat berat, namun satu titik longsor berukuran besar menyebabkan kerusakan parah sehingga tidak dapat dilalui kendaraan (dok BNPB) |
Selain mendata korban dan kerusakan, rombongan juga membawa bantuan awal berupa masing-masing 1,5 ton beras dan obat-obatan untuk Kecamatan Peunaron dan Serbajadi.
BNPB terus mendorong percepatan pemulihan akses agar distribusi logistik dapat masuk, listrik dan komunikasi kembali pulih dan posko-posko darurat segera berdiri, guna memastikan kebutuhan dasar masyarakat dapat terpenuhi.
Simak juga Video: Puluhan Ribu Hektare Hutan di Aceh, Sumut dan Sumbar Hilang














































