Marina Batavia, Persinggahan Bagi Wisatawan Bahari
Sabtu, 01 Sep 2007 20:12 WIB
Jakarta - Para wisatawan bahari yang biasa menghabiskan waktu di pulau-pulau di sekitar Jakarta, kini punya fasilitas baru untuk tempat singgah. Sebuah dermaga berukuran besar yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas kini hadir di dekat Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta Utara.Fasilitas itu bernama Marina Batavia. Dibangun diatas lahan seluas 50.000 m2 dermaganya mampu menampung sebanyak 125 yacht (kapal pesiar) berukuran di bawah 25 meter dan 3 kapal penumpang kelas menengah (Quicksilver).Investasi sebesar Rp 50 miliar rupiah digelontorkan PT Caputra untuk mendirikan sebuah bangunan berlantai 5 bergaya kolonial dengan arsitektur Eropa. Diharapkan, kehadiran Marina Batavia tidak hanya menjadi tempat persinggahan bagi wisatawan, tapi menjadi salah satu tujuan wisata bahari di kawasan Asia."Setiap negara besar pasti punya Marina. Marina merupakan simpul darijalur pelayaran internasional. Sayangnya Indonesia sebagai negara baharitidak punya," ujar Komisaris PT Caputra Ari Bastaman dalam sambutannya saat peresmian Marina Batavia Jalan Baruna Raya, Jakarta Utara, Sabtu (1/9/2007).Agar wisatawan betah singgah, Ari menjelaskan, Marina Batavia dilengkapi dengan berbagai fasilitas, seperti lobi, lounge, ruang istirahat, toko-toko suvenir, toko obat, cafe dan restoran, music lounge, dance room, meeting room, ruang imigrasi, kantor pengelola, dan lain-lain."Kalau tidak ada Marina ya, tidak ada yang kesini," ujarnya.Ari berharap, pengoperasian Marina Batavia dapat memberi pengaruh kepada pengembangan kawasan Kepulauan Seribu, kawasan industri Ancol Barat,kawasan wisata Ancol Timur, kawasan Kota Tua dan kawasan perbelanjaanKampung Bandan serta Mangga Dua.Sementara Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso yang hadir meresmikan dalam sambutannya meminta dinas pekerjaan umum (PU), dinas kebersihan meningkatkan sinergi, untuk upaya mewujudkan laut yang bersih."Saya prihatin dengan kondisi laut dan wisata bahari yang perkembangannyasangat tidak kondusif untuk destinasi dan budidaya perikanan," ujar Sutiyoso.
(ptr/bal)