Kementerian Kebudayaan RI memberikan bantuan kemanusiaan untuk korban terdampak banjir dan longsor yang melanda Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatera Barat. Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon pun mengungkapkan belasungkawa atas terjadinya bencana alam di wilayah ini.
Fadli mengatakan bencana alam tersebut berdampak pada sejumlah cagar budaya dan unit kebudayaan. Sebagai tindak lanjut, Kementerian Kebudayaan telah menggalang dana yang akan disalurkan untuk pemulihan cagar budaya dan SDM kebudayaan di area terdampak.
"Kami, keluarga besar Kementerian Kebudayaan turut berduka atas terjadinya bencana banjir dan longsor di Sumatera. Kementerian Kebudayaan telah bergotong royong untuk menggalang dana bantuan untuk tanggap bencana di tahap awal mitigasi ini. Kami telah menggalang dana kurang lebih Rp 1,5 miliar, dan tentu nanti akan disalurkan melalui Balai Pelestarian Kebudayaan yang ada di Aceh, Sumatera Utara, dan juga di Sumatera Barat," ungkap Fadli dalam keterangan tertulis, Jumat (5/12/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal ini disampaikan dalam taklimat media yang bertempat di Gedung E Kemenbud, Senayan, Jakarta, pada Kamis (4/12).
Selain melakukan pengamanan terhadap cagar budaya, Kementerian Kebudayaan terus memprioritaskan keselamatan SDM kebudayaan, termasuk juru pelihara yang berada di lapangan. Saat ini, terdapat tim gabungan dari Balai Pelestarian Kebudayaan yang telah diterjunkan ke lapangan untuk melakukan asesmen kerusakan fisik cagar budaya. Tim juga melakukan identifikasi tingkat urgensi konservasi, pengamanan koleksi dan artefak bergerak, serta memberikan dukungan untuk pegawai terdampak.
"Balai Pelestarian Kebudayaan juga berfungsi sebagai ujung tombak kita untuk menelaah, meneliti, dan mencari informasi terkait situs-situs dan cagar budaya yang terdampak. Dari beberapa hari belakangan, kita telah mendata kerusakan cagar budaya, di mana ternyata cukup banyak cagar budaya yang juga terdampak," jelas Fadli.
Fadli menekankan Kementerian Kebudayaan terus bersinergi dengan instansi lain dalam membantu proses mitigasi bencana.
"Kami di Kementerian Kebudayaan terus mendukung proses mitigasi bencana sesuai dengan tugas dan fungsi. Kami mengerahkan tenaga untuk melakukan inventarisasi dan mengumpulkan data terkait cagar budaya maupun SDM yang terdampak. Kami tentu juga akan bekerjasama dengan pemerintah daerah dan lembaga terkait untuk memastikan perlindungan darurat cagar budaya sehingga berjalan cepat dan efektif. Nantinya, pemulihan akan dilakukan berdasarkan prioritas dan tingkat keparahan dampak," imbuh Fadli.
Sebagai upaya melindungi dan melestarikan objek budaya, Kementerian Kebudayaan mendata kerusakan terhadap objek budaya yang terdampak bencana alam. Data terkini menunjukkan terdapat 43 cagar budaya yang terdampak meliputi, 34 dari Aceh, 7 dari Sumatera Utara, dan 2 cagar budaya dari Sumatera Barat.
Beberapa cagar budaya tersebut di antaranya Rumah Tjong A Fie, Situs Bukit Kerang, Kompleks Masjid Tengku Di Kila, Rumah Rasuna Said, Kompleks Bangunan Masjid Tua Kebayakan, Kompleks Benteng Indrapatra, dan Jalur Kereta Api Sawahlunto.
Fadli pun mengajak seluruh masyarakat untuk mendukung upaya perlindungan warisan budaya serta membantu percepatan pemulihan wilayah terdampak. Ia menegaskan Kementerian Kebudayaan terus memantau kondisi cagar budaya dan SDM kebudayaan yang terdampak banjir di wilayah Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
"Kementerian Kebudayaan turut mendukung upaya-upaya mitigasi, terutama terkait dengan aset-aset budaya seperti situs cagar budaya, artefak di museum, di rumah-rumah, dan aset-aset budaya lainnya. Kami, Keluarga besar Kementerian Kebudayaan sangat terbuka dan terus melakukan komunikasi dengan Balai Pelestarian Kebudayaan serta pihak lain untuk melakukan intervensi kebijakan sesuai dengan tusi dari Kementerian Kebudayaan," pungkasnya.
Sebagai informasi, turut mendampingi Menteri Kebudayaan pada kegiatan ini, yakni Wakil Menteri Kebudayaan, Giring Ganesha Djumaryo; Direktur Jenderal Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi, Restu Gunawan; Direktur Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan, Ahmad Mahendra; dan Inspektur Jenderal, Fryda Lucyana. Turut hadir pula Staf Ahli Menteri Bidang Hubungan Antar Lembaga, Ismunandar; Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi dan Industri Kebudayaan, Anindita Kusuma Listya; Staf Khusus Menteri Bidang Diplomasi Budaya dan Hubungan Internasional, Annisa Rengganis; Staf Khusus Menteri Bidang Hukum dan Kekayaan Intelektual, β B.R.A Putri Woelan Sari Dewi; serta jajaran pejabat di lingkungan Kementerian Kebudayaan.
Berikut data cagar budaya dan SDM kebudayaan terdampak bencana alam di Sumatera. Data berikut merupakan hasil asesmen awal hingga 4 Desember 2025, yang dihimpun dari Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah I, II, dan III. Pemutakhiran data dilakukan secara berkala.
Cagar Budaya yang Terdampak Berdasarkan Provinsi
- Aceh: 34
- Sumatra Utara: 7
- Sumatera Barat: 2
- Total: 43 Cagar Budaya terdampak
Jumlah Cagar Budaya dalam Kawasan Terdampak (Risk Exposure) dalam Tingkat Nasional, Provinsi, maupun Kabupaten/Kota
- Aceh: 84
- Sumatera Utara: 32
- Sumatera Barat: 239
- Sumatera Utara (7 objek terdampak)
Kota Medan
1. Rumah Tjong A Fie - Banjir masuk ke dalam bangunan
2. Masjid Raya Al Osmani - Banjir ke area masjid & makam
3. Masjid Raya Al Mahsun - Banjir di depan pagar masjid
Kabupaten Langkat
4. Masjid Azizi - Banjir masuk area masjid & komplek makam
Kabupaten Tapanuli Selatan
5. Bagas Godang Sipirok - Banjir
6. Masjid Sri Alam Dunia - Banjir
7. Bagas Godang Muaratais - Banjir
Sumatera Barat (2 terdampak)
Rumah Rasuna Said (Kab. Agam) - Terkena dampak banjir (menunggu konfirmasi)
Jalur Kereta Api Sawahlunto-Teluk Bayur (Kab. Pesisir Selatan) - Banyak segmen terdampak banjir & longsor
Dampak pada SDM Kebudayaan
SDM Kebudayaan terdampak (Instansi/Unit Kebudayaan):
- Aceh: 1 orang
- Sumatera Utara: 71 orang
- Sumatra Barat: 0 (belum ada laporan)
- Total SDM terdampak: 72 orang
Dampak pada Pegawai Kebudayaan
(Termasuk PNS, PPPK, dan PPNPN di sektor pelestarian budaya.)
- PNS terdampak: 6
- PPNPN terdampak: 7
- Juru Pelihara PPPK: 6
- Juru Pelihara PPNPN: 7
- Total pegawai terdampak: 26
(prf/ega)











































