Asal-usul Gelondongan Kayu di Banjir Sumatera Mulai Diusut

Detik Pagi

Asal-usul Gelondongan Kayu di Banjir Sumatera Mulai Diusut

Trypama Randra - detikNews
Jumat, 05 Des 2025 07:58 WIB
Jakarta -

Pemerintah mulai menyelidiki gelondongan kayu yang terbawa arus banjir dan longsor saat bencana di Aceh, Sumatera Utara (Sumut), dan Sumatera Barat (Sumbar). Pemerintah tak menutup kemungkinan menyasar sejumlah pihak jika ditemukan pelanggaran di balik gelondongan kayu tersebut.

Untuk mengusut gelondongan kayu, pemerintah menerjunkan Satgas Penertiban Kawasan Hutan ke Sumatera. Satgas ini terdiri atas lintas kementerian dan lembaga.

"Sesuai dengan beberapa temuan yang kemudian menjadi atensi dari Bapak Presiden, tentunya kami menyambut baik dan akan melakukan kerja sama dengan menteri kehutanan dan tim untuk membantu satgas gabungan untuk melakukan penyelidikan terkait dengan temuan-temuan kayu yang diduga juga ini berdampak terhadap kerusakan dan terjadinya beberapa jembatan, beberapa rumah dan korban jiwa yang muncul," kata Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo saat jumpa pers bersama Menhut di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (4/12/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jenderal Sigit menyebut temuan gelondongan kayu yang dibawa banjir bandang di Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat diduga adanya pelanggaran. Tim saat ini tengah melakukan pendalaman.

"Karena adanya temuan-temuan kayu yang diduga ada kaitannya dengan pelanggaran. Oleh karena itu kita akan melakukan pendalaman lebih dahulu bersama-sama dengan tim," kata dia.

ADVERTISEMENT

Jenderal Sigit sudah mengerahkan personel ke lokasi. Dia membuka peluang jika ada ingin bergabung untuk mempercepat proses pengusutan.

"Beberapa hari ini, kita sudah turunkan personel dan kita nanti akan bergabung dengan tim dari Kemenhut bila perlu dengan satgas lain yang bergabung, sehingga kerja tim bisa lebih cepat dan segera bisa kita infokan," ujarnya.

Kerusakan Lingkungan Perparah Bencana

Sebelumnya, Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya menegaskan bahwa bencana di Sumatera bukan semata akibat cuaca ekstrem, tetapi ada pemicu kerusakan lingkungan. Pemerintah kini bergerak mengusut faktor-faktor kerusakan lingkungan tersebut.

"Seiring dengan evakuasi dan penanganan korban yang menjadi fokus utama pemerintah, jadi penyebab bencana ini menjadi perhatian juga, dan selain faktor cuaca yang ekstrem tentunya ada faktor kerusakan lingkungan yang memperparah bencana dan ini terus ditelusuri secara serius," kata Teddy bersama sejumlah menteri dan kepala Lembaga, Rabu (3/12/2025).

Teddy memastikan pemerintah akan terus mengevaluasi dan menginvestigasi bencana yang terjadi di Sumatera, tanpa meninggalkan evakuasi dan penanganan kepada warga terdampak.

"Dan seiring dengan evakuasi dan penanganan sebagai fokus utama pemerintah melakukan evaluasi dan investigasi secara menyeluruh terkait bencana ini," ujarnya.

Dugaan Gelondongan Kayu Sisa Buka Kebun Sawit

Sementara itu, Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol Nurofiq mengungkap ada indikasi gelondongan kayu terseret banjir di wilayah utara Sumatera berasal dari pembukaan kebun sawit. Hanif menyebut aktivitas pembukaan kebun sawit menyisakan potongan-potongan kayu tanpa dibakar.

"Ada indikasi pembukaan-pembukaan kebun sawit yang menyisakan log-log. Karena memang kan zero burning, sehingga kayu itu tidak dibakar, tapi dipinggirkan," kata Hanif seusai rapat bersama Komisi XII DPR di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (03/12/2025).

Hanif mengatakan volume banjir Sumatera yang sangat besar mendorong sisa-sisa kayu tersebut. Akibatnya, gelondongan kayu itu pun terbawa arus sehingga memperparah dampak bencana.

"Ternyata banjirnya yang cukup besar mendorong itu menjadi bencana berlipat-lipat. Ini juga kami akan cek, jadi semua potensi akan kami cek," ucap Hanif.

"Kami mohon dukungan kepada semua, kita untuk dengan teguh menegakkan aturan lingkungan hidup pada posisi bencana ini," sambungnya.

Update Korban Bencana Sumatera

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperbarui jumlah korban terdampak banjir bandang hingga tanah longsor di Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara. Data terbaru sore ini, sebanyak 836 orang dilaporkan meninggal dunia.

"Cut off per pukul 16.00 WIB saya laporkan bahwa hingga sore ini untuk jumlah korban meninggal dunia bertambah menjadi 836 jiwa," ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi (Kapusdatinkom) Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam konferensi pers, Kamis (4/12/2025).

Berikut Datanya:
Jumlah korban meninggal 836 orang
Jumlah korban hilang 518 orang
Jumlah korban terluka 2.700 orang.

Jika dirincikan per provinsi, sebanyak 325 orang meninggal di Aceh dan dilaporkan 170 orang masih hilang. Kemudian jumlah korban jiwa di Sumut saat ini menjadi 311 orang dan korban meninggal di Sumbar sebanyak 200 orang.

Sementara itu, berdasarkan data situs Pusdatin BNPB, per pukul 17.33 WIB. Total rumah rusak akibat bencana di 3 provinsi ini sebanyak 10.500.

BNPB juga melaporkan 536 fasilitas umum rusak, 25 fasilitas kesehatan rusak, 326 fasilitas pendidikan rusak. Kemudian 185 rumah ibadah rusak dan 295 jembatan rusak.

Saksikan pembahasan selengkapnya hanya di program detikPagi edisi Jumat (05/12/2025). Nikmati terus menu sarapan informasi khas detikPagi secara langsung (live streaming) pada Senin-Jumat, pukul 08.00-11.00 WIB, di 20.detik.com, YouTube dan TikTok detikcom. Tidak hanya menyimak, detikers juga bisa berbagi ide, cerita, hingga membagikan pertanyaan lewat kolom live chat.

"Detik Pagi, Jangan Tidur Lagi!"

(vrs/vrs)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads