Puan-Ketua MPR China Bertemu, Bahas Bencana Alam hingga Konflik Global

Puan-Ketua MPR China Bertemu, Bahas Bencana Alam hingga Konflik Global

Diffa Rezy - detikNews
Rabu, 03 Des 2025 21:39 WIB
Puan-Ketua MPR China Bertemu, Bahas Bencana Alam hingga Konflik Global
Foto: Dok. DPR
Jakarta -

Ketua DPR RI Puan Maharani menerima kunjungan Ketua Komite Nasional Majelis Permusyawaratan Politik Rakyat Tiongkok (CPPCC) H.E. Wang Huning di Gedung DPR RI hari ini. Dalam pertemuan tersebut, ia menyinggung bencana alam yang tengah melanda Indonesia dan sejumlah negara di kawasan Asia.

Puan menyambut langsung Wang Huning beserta delegasi, lalu mendampingi proses penandatanganan piagam kehadiran sebelum masuk ke agenda bilateral meeting yang berlangsung selama 30 menit.

"Yang Mulia H.E. Wang Huning, selamat datang di DPR RI. Saya sangat gembira bisa bertemu kembali dengan Yang Mulia, sejak pertemuan kita di Beijing pada bulan Mei tahun lalu. Saya berterima kasih Yang Mulia dapat membalas kunjungan kami tersebut," ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (3/12/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kunjungan Yang Mulia adalah cermin komitmen Tiongkok untuk terus mengembangkan kerja sama strategis dengan Indonesia. Yakinlah Yang Mulia, bahwa kami di DPR RI juga memiliki komitmen yang sama," sambungnya.

Dalam kesempatan itu, ia membahas isu strategis nasional dan global yang memerlukan kerjasama antara negara, seperti bencana banjir dan longsor yang tengah melanda Indonesia dan negara Asia Tenggara lainnya, serta penanganan konflik geopolitik yang belum usai di sejumlah kawasan Timur Tengah.

ADVERTISEMENT

"Yang Mulia, krisis iklim dan konflik geopolitik terus menjadi perhatian kita. Bagi Indonesia, krisis iklim sudah pada tahap yang sangat mengkhawatirkan. Banjir dan longsor saat ini melanda berbagai wilayah di Indonesia," ucapnya.

"Semua negara perlu lebih serius mengimplementasikan komitmen bersama, sesuai kapasitas masing-masing, agar dampak krisis iklim tidak makin meluas," lanjutnya.

Puan juga mendorong penanganan konflik geopolitik yang terus terjadi di berbagai kawasan, seperti di Timur Tengah, Semenanjung Korea, perang Rusia-Ukraina, dan konflik geopolitik lainnya.

"Kami yakin solusi damai yang permanen hanya dapat terwujud melalui kerja sama internasional," katanya.

Menurutnya, Tiongkok berperan penting sebagai Anggota Tetap Dewan Keamanan PBB. Ia memastikan Indonesia siap untuk meningkatkan kerja sama dengan Tiongkok dalam upaya perdamaian internasional dan memelihara stabilitas keamanan global.

"Termasuk untuk menghentikan Genosida di Palestina, dan mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina melalui Solusi Dua Negara," imbuhnya.

Selain itu, Puan menyinggung hubungan bilateral Indonesia-China yang sudah terjalin selama 75 tahun. Bagi Indonesia, Tiongkok adalah mitra yang sangat strategis, bukan hanya di kawasan Asia, tetapi juga secara global.

"Berbagai pertemuan telah dilaksanakan, termasuk pertemuan antara pimpinan tertinggi kedua negara. Presiden Prabowo bahkan secara khusus berkunjung ke Beijing untuk memperingati 80 tahun kemenangan rakyat Tiongkok bulan September lalu," jelasnya.

Untuk memperkuat hubungan antar parlemen, ia menyebut DPR RI telah membentuk kembali GKSB Indonesia-Tiongkok periode 2024-2029. Menurutnya, kesamaan visi kedua negara juga tercermin di berbagai forum multilateral seperti ASEAN dan BRICS.

"Secara khusus, kami mengapresiasi Tiongkok yang diwakili oleh National People's Congress, yang selalu aktif menjadi Observer pada ASEAN Interparliamentary Assembly (AIPA)," ungkapnya.

Puan kemudian mengapresiasi pertumbuhan pesat kemitraan ekonomi antara Indonesia dan Tiongkok. Ia memaparkan nilai perdagangan kedua negara pada 2024 mencapai USD 147,8 miliar, sementara realisasi investasi Tiongkok mencapai USD 8,2 miliar.

"Dalam dunia yang semakin terpolarisasi, forum-forum internasional seperti ASEAN dan BRICS memiliki peran penting memperkuat sistem internasional yang berbasis pada keadilan serta kesetaraan," imbuhnya.

Lebih lanjut, Puan berharap kerja sama ekonomi kedua negara akan semakin meningkat melalui berbagai inisiatif, termasuk transaksi dengan mata uang lokal serta kerja sama di sektor infrastruktur, energi hijau, industri manufaktur, dan ekonomi digital.

"Saya berharap Indonesia dan Tiongkok dapat terus membangun dan mengembangkan kerja sama yang konstruktif untuk kemajuan ekonomi dan kesejahteraan kedua negara. Sekaligus turut berkontribusi untuk kemajuan ekonomi negara-negara berkembang atau Global South," tuturnya.

"Kami percaya, dengan kolaborasi dan alih teknologi, kita dapat menciptakan nilai tambah tinggi di sektor-sektor strategis tersebut," imbuhnya.

Sektor infrastruktur, energi hijau, manufaktur, hingga ekonomi digital disebut Puan sebagai area yang prospektif untuk digarap bersama. Ia menilai pertukaran pengetahuan dan best practices antar parlemen penting untuk memastikan efektivitas implementasi berbagai kesepakatan bilateral. Sementara di sektor pariwisata, Puan menilai potensi kedua negara sangat besar dan saling melengkapi.

"Yang Mulia, saya memandang bahwa kerja sama antar-masyarakat adalah fondasi dari suksesnya kemitraan Indonesia dan Tiongkok. Saya ingin lebih banyak lagi beasiswa, pertukaran pelajar, mahasiswa, dan peneliti antara kedua negara," ucapnya.

"Tidak kalah pentingnya, kita perlu mendorong pembelajaran bahasa dan kebudayaan masing-masing. Pusat-pusat studi budaya dan language center akan memperkaya upaya people-to-people contact yang telah ada," lanjutnya.

Di akhir pertemuan, Puan menyampaikan terimakasih atas kesediaan Wang Huning berkunjung ke Indonesia.

"Yang Mulia, saya sangat berterima kasih atas diskusi yang produktif ini. Saya harap persahabatan Indonesia dan Tiongkok akan selalu terjaga dan semakin erat di masa depan," tutupnya.

(akn/ega)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads