Di Bilelando koperasi bukan hanya tempat belanja atau transaksi. Koperasi telah menjadi simbol harapan baru, bahwa dengan kerja sama, transparansi, dan dukungan penuh dari pemerintah, pembangunan ekonomi kerakyatan bisa benar-benar diwujudkan.
Bilelando merupakan sebuah gerakan ekonomi masyarakat kini tumbuh nyata. Desa yang selama ini bertumpu pada pertanian dan nelayan itu melahirkan Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) Syariah Bilelando, Praya Timur, Lombok Tengah. Sebuah gerakan negara yang hadir untuk memperkuat ekonomi warga yang berpihak pada kebutuhan masyarakat desa.
Langkah besar ini mendapat dukungan langsung dari pemerintah desa. Kepala Desa Bilelando Panjaitan menceritakan bagaimana proses awal program ini dimulai. Undangan ke Jakarta menjadi titik awal, ketika desa diminta memaparkan potensi wilayah mereka. Upaya ini kemudian berlanjut dengan musyawarah desa khusus untuk membentuk Koperasi Desa Merah Putih Syariah.
"Awalnya, masyarakat terbebani dan menolak karena pengalaman BUMDes lama yang sempat tidak berjalan. Penolakan muncul karena sebagian warga mengira koperasi ini akan bernasib sama. Namun pemerintah desa tidak menyerah. Sosialisasi dilakukan terus-menerus, dari dusun ke dusun, melibatkan para kepala dusun dan perangkat desa untuk memastikan masyarakat benar-benar memahami tujuan program," kata Panjaitan dalam keterangan tertulis, Rabu (3/12/2025).
Perlahan, kepercayaan warga tumbuh. Mereka melihat bahwa KDKMP bukan sekadar lembaga baru, tetapi wadah yang didesain dengan tata kelola yang lebih rapi dan dukungan penuh pemerintah pusat.
"Kami ingin koperasi ini menjadi penggerak ekonomi desa. Potensi kami banyak seperti dari pertanian, nelayan, sampai budidaya. Semua bisa hidup kalau ada lembaga yang dikelola dengan baik," ucap Panjaitan.
Bilelando memang memiliki kekuatan ekonomi yang besar. Sekitar 65 persen warganya petani, sementara 35 persen lainnya nelayan dan pembudidaya. Keberadaan koperasi membuat potensi ini lebih terarah dan bisa memberikan manfaat yang lebih merata.
Di sisi lain, perjalanan KDMP juga dijalankan oleh orang-orang yang bekerja langsung di lapangan. Salah satunya adalah Ahmad Raeyomang, Ketua KDMP Syariah Bilelando.
Dia dipilih melalui musyawarah desa sebagai pemimpin koperasi. Sebagai petani, pengusaha tembakau, dan pembudidaya udang, Ahmad memahami betul kebutuhan masyarakat. Karena itu, dia tidak ragu menjalankan amanah sebagai ketua.
Di bawah kepemimpinannya, koperasi mulai membuka beberapa unit usaha yang menyentuh kebutuhan dasar warga: gerai sembako, beras, minyak, gula, layanan BRILink, hingga distribusi LPG 3 kg. Koperasi juga mulai bekerja sama dengan PI untuk pasokan LPG non-subsidi. Dampaknya langsung terasa. Sebelum koperasi ada, harga LPG bisa mencapai Rp 25 ribu per tabung.
"Sekarang, dengan pengelolaan koperasi, harga turun menjadi Rp18.000. Perubahan yang terlihat sederhana, namun sangat berarti bagi keluarga di desa. Saat ini, unit usaha koperasi telah mencatat omzet sekitar Rp 7 juta per minggu, menjadi sinyal bahwa koperasi mulai mendapat kepercayaan dan dukungan nyata dari masyarakat," kata Ahmad.
Ahmad mengakui bahwa tantangan tetap ada, keterbatasan SDM membuat mereka harus bekerja lebih keras dalam menjelaskan fungsi koperasi kepada warga.
"Kami harus menjelaskan berulang kali bahwa KDMP ada untuk membantu. Mulai dari bahan kebutuhan pokok sampai menyerap hasil pertanian masyarakat," ujarnya.
Nama 'Syariah' sendiri bukan tanpa alasan. Bilelando memiliki 9 dusun dan setiap dusun diwakili satu pengurus. Prinsip representatif ini menjadi dasar penamaan Syariah yang kemudian diperkuat dengan rencana penerapan sistem bagi hasil di masa depan.
Setelah koperasi mulai beroperasi dan meluncurkan unit-unit usahanya, respons masyarakat berubah drastis. Jika sebelumnya ragu, kini mereka justru datang berbondong-bondong untuk mendaftar menjadi anggota baru. Mereka melihat manfaat langsung, bukan lagi hanya janji.
Ahmad berharap koperasi ini dapat terus berkembang dan mendapat dukungan dari berbagai pihak.
"Kami berharap ada dukungan dari BUMN seperti Bulog, Pertamina, ID Food, dan lembaga lainnya agar koperasi semakin kuat," katanya.
KDKMP Syariah Bilelando menjadi contoh bahwa gerakan ekonomi tidak harus dimulai dari kota besar. Dia bisa tumbuh dari desa, dari inisiatif pemerintah, dan dari kerja bersama masyarakat.
"Di Bilelando, koperasi bukan hanya tempat belanja atau transaksi. Ia telah menjadi simbol harapan baru, bahwa dengan kerja sama, transparansi, dan dukungan penuh dari pemerintah, pembangunan ekonomi kerakyatan bisa benar-benar diwujudkan. Dari tanah pertanian dan perairan tempat para nelayan menggantungkan hidup, kini tumbuh semangat baru untuk masa depan desa yang lebih mandiri, adil, dan sejahtera," tutupnya.
Tonton juga video "Melihat Pengolahan Pupuk dari Sampah Makanan di Koperasi Kompos K"
(akn/ega)