Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menjelaskan alasan dirinya mengganti Saifullah Yusuf alias Gus Ipul dari jabatan Sekjen PBNU. Dia mengatakan banyak urusan yang tertahan.
"Megenai SK-SK yang belum ditandatangani memang ini ada sekitar 80-an SK PWNU dan PCNU yang belum ditandatangani karena tertahan di meja Sekjen yang lama, yaitu Pak Saifullah Yusuf (Gus Ipul). Bahkan sudah tertahan sampai lebih satu tahun, sejak satu tahun lalu," ujar Gus Yahya di kantor PBNU, Senen, Jakarta Pusat, Rabu (3/12/2025).
Dia mengatakan Gus Ipul punya banyak kesibukan semenjak menjabat Menteri Sosial (Mensos). Dia menilai Gus Ipul belum punya waktu mengerjakan tugas Sekjen PBNU.
"Karena memang beliau sejak diangkat menjadi Menteri Sosial memang sama sekali tidak pernah sempat punya waktu untuk menengok kantor sama sekali sampai sekarang, sudah setahun lebih," ucapnya.
Gus Yahya mengatakan dirinya merotasi Gus Ipul ke ketua bidang. Dia mengatakan hal itu bisa dikerjakan tanpa harus ke kantor.
"Beliau (Gus Ipul) kita rotasi ke posisi Ketua, dalam hal ini Ketua Bidang Pendidikan, Hukum, dan Media. Yang ini mungkin bisa dikerjakan secara remote. Tapi kalau Sekjen, ini kan nggak bisa dikerjakan secara remote, memang harus hadir, harus engage setiap hari, 7 hari 24 jam seminggunya. Sehingga diperlukan personel yang punya kesempatan waktu itu," katanya.
Gus Yahya menyebut Gus Ipul sempat diberi tenggat waktu merampungkan tanda tangan dalam rapat 3 bulan lalu. Namun, katanya, Gus Ipul belum juga menuntaskan tugas.
"Kalau Sekjen tidak tanda tangan, ya ke atas saya tidak bisa tanda tangan. Ke atas lagi Katib Aam ndak bisa tanda tangan, Rais Aam juga ndak mungkin bisa tanda tangan. Nah ini tertahan di Sekjen semua pada waktu itu," katanya.
"Nah pada waktu rapat gabungan terakhir lebih 3 bulan yang lalu diberikan deadline 2 minggu. Tapi sampai sekarang sudah lebih 3 bulan dan belum dilaksanakan. Nah itulah sebabnya maka kita melakukan rotasi," imbuh dia.
(tsy/haf)