Kenapa Purnama Desember Disebut Cold Moon? Ini Penjelasannya

Kenapa Purnama Desember Disebut Cold Moon? Ini Penjelasannya

Widhia Arum Wibawana - detikNews
Rabu, 03 Des 2025 18:32 WIB
Kenapa Purnama Desember Disebut Cold Moon? Ini Penjelasannya
Ilustrasi bulan purnama (Foto: Freepik/ninjason1)
Jakarta -

Pada tanggal 5 Desember 2025 akan ada fase Bulan Purnama yang disebut juga sebagai Cold Moon. Fenomena langit ini menjadi spesial karena merupakan Supermoon, yang ketiga dalam rangkaian tiga Supermoon berturut-turut akhir tahun ini.

Menurut laporan Almanac, Purnama Cold Moon ini akan mencapai puncaknya pada 5 Desember 2025. Pengamat dapat mulai menyaksikannya segera setelah bulan terbit, yakni saat bulan mendekati cakrawala, maka akan tampak lebih besar dan terang.

Kenapa Disebut Cold Moon?

Nama-nama bulan Purnama, seperti Cold Moon untuk Purnama Desember, ini berasal dari tradisi-tradisi suku asli Amerika, kolonial, dan Eropa yang telah berabad-abad lamanya. Bulan Purnama Desember paling sering disebut sebagai Cold Moon (Mohawk), yang mencerminkan musim dingin yang sangat dingin.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bulan ini juga dikenal sebagai Long Night Moon (Mohican) karena terbit pada malam-malam terpanjang dalam setahun, dekat dengan solstis musim dingin, dan tetap berada di atas cakrawala dalam waktu yang lama. Di Eropa, para pagan kuno menyebutnya "Bulan Sebelum Yule" sebagai penghormatan terhadap festival Yuletide yang merayakan kembalinya matahari.

ADVERTISEMENT

Kenapa Termasuk Supermoon?

Menurut kalender astronomi NASA, Purnama Desember termasuk Supermoon yang terakhir dari serangkaiannya tahun ini. Supermoon sendiri terjadi ketika bulan berada pada titik terdekatnya dengan bumi dalam orbitnya, yang disebut perigee.

Karena ini adalah Supermoon, bulan Purnama ini terlihat sedikit lebih besar dan lebih terang daripada bulan purnama biasa. Karena berada dekat dengan perigee dan dalam fase Purnama, bulan ini juga dapat menyebabkan pasang surut yang sedikit lebih tinggi, yang dikenal sebagai pasang surut perigean atau pasang surut raja, terutama di sepanjang pantai, meskipun efeknya relatif kecil.

Supermoon ini juga terjadi tepat sebelum puncak hujan meteor Geminid pada 13-14 Desember, yang berarti langit yang sangat gelap untuk pertunjukan bintang jatuh yang memukau.

(wia/imk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads