Waspada Cuaca Laut Periode Desember-Februari, Ini Daftarnya

Waspada Cuaca Laut Periode Desember-Februari, Ini Daftarnya

Kanya Anindita Mutiarasari - detikNews
Selasa, 02 Des 2025 15:26 WIB
Fishing boat sailing out at rough sea shot with mobile phone onboard
Ilustrasi laut (Foto: Getty Images/piola666)
Jakarta -

Siap berlibur di masa Natal dan Tahun Baru (Nataru)? Sebelum bepergian, ada satu hal yang perlu diperhatikan, yakni informasi cuaca. Bersamaan dengan libur Nataru, cuaca dan lautan Indonesia biasanya terpantau "sibuk".

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan di periode Desember hingga Februari, selain curah hujan yang tinggi, secara klimatologis tinggi gelombang juga tergolong lebih tinggi dibanding bulan-bulan lain.

"Periode Desember hingga Februari (DJF) bukan cuma soal musim hujan, tapi juga sibuknya aktivitas cuaca di laut kita. Ibarat jalan raya saat mudik, atmosfer di atas Indonesia juga sedang "padat merayap" oleh berbagai fenomena angin yang bikin laut jadi lebih bergejolak," tulis BMKG dalam akun Instagram @infobmkg, Senin (1/12).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aktivitas Cuaca Laut saat Akhir Tahun

Berikut beberapa aktivitas laut yang dapat terjadi saat akhir tahun.

ADVERTISEMENT

1. Angin Monsun Asia

Bertiup dari Asia menuju Australia, angin ini menjadi pemicu utama gelombang tinggi di sebagian besar perairan dalam Indonesia.

2. Gelombang Alun (Swell)

Wilayah yang menghadap samudra lepas seperti perairan barat Sumatera dan selatan Jawa-NTT yang menghadap Samudra Hindia dan perairan utara Papua yang menghadap Samudra Pasifik menerima gelombang kiriman dari tengah samudra. Kondisi ini membuat tinggi gelombang bertahan di kategori sedang hingga tinggi (>1,5 meter).

3. Siklon Tropis

Kehadiran siklon tropis di belahan Bumi bagian selatan memicu peningkatan kecepatan angin dan tinggi gelombang secara signifikan, terutama di perairan di bagian selatan Indonesia.

Waktu Terjadinya

Desember - Monsun Asia Mulai Beraksi

Ibarat mesin, Angin Monsun Asia baru mulai "pemanasan" di bulan Desember. Tanda-tandanya terlihat di Laut Cina Selatan hingga perairan Kep. Natuna di mana kecepatan angin sudah mulai kencang, mencapai lebih dari 18 km/jam (>10 knot).

Namun, di perairan dalam Indonesia seperti Selat Karimata, Laut Jawa hingga Laut Banda, kekuatan angin ini masih tergolong lambat, yakni berkisar 11-18 km/jam (6-10 knot). Karena dorongan angin belum maksimal, tinggi gelombang di perairan dalam pun umumnya masih rendah, yakni di bawah 1 meter.

Januari - Puncak Musim

Memasuki Januari, "mesin" Monsun Asia bekerja maksimal. Hembusan angin kini tidak hanya kencang, tapi juga meluas secara merata ke hampir seluruh perairan dalam, seperti Selat Karimata, Laut Jawa, Laut Maluku, Laut Halmahera hingga Laut Banda.

Kecepatan angin di perairan ini meningkat menjadi di atas 18,5 km/jam (>10 knot). Dampak langsungnya jelas, laut menjadi lebih bergejolak. Tinggi gelombang di perairan dalam yang tadinya tenang, kini berpotensi naik mencapai lebih dari 1 meter.

Februari - Monsun Asia Mulai Mereda

Di bulan Februari, kekuatan Monsun Asia umumnya mulai melemah. Ini ditandai dengan kecepatan angin di perairan dalam yang melambat kembali ke kisaran 7-18 km/jam (4-10 knot), sehingga tinggi gelombang pun berangsir turun.

Meski begitu, harus tetap waspada. Untuk perairan yang terhubung langsung dengan samudra terbuka seperti Laut Sulawesi, Laut Halmahera, Laut Sawu dan perairan Kepulauan Tanimbar, gelombang belum sepenuhnya reda dan masih bertahan di ketinggian lebih dari 0,75 meter.

Selain Monsun, sistem atmosfer dan laut di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa fenomena.

  • Ada fenomena seperti ENSO dan IOD yanng punya peiode tahunan.
  • Ada gelombang atmosfer seperti MJO, Kelvin dan Rossby yang punya periode mingguan-bulanan.
  • Ada fenomena angin darat dan angin laut yang punya periode harian.
  • Selain itu, ada juga Cold Surge, Borneo Voretx, SIkon Tropis dan fenomena lainnya.

Waspada Pola Musiman Angin dan Gelombang

Kondisi angin dan gelombang di Indonesia memiliki pola musiman yang perlu diwaspadai. Walaupun ada nilai-nilai rata tahunan, kenyataannya kondisi di laut bisa berubah waktu-waktu.

Ada kalanya lebih tenang, namun sering juga jauh lebih tinggi dari yang diperkirakan. Bahkan, tinggi gelombang maksimum dapat mencapai hingga dua kali tinggi gelombang signifikan. Karena itu, kewaspadaan ekstra sangat penting selama periode Desember hingga Februari.

BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap selalu waspada. Kondisi realita di lapangan bisa lebih ekstrem dari prediksi rata-rata. Selalu cek update cuaca terbaru di aplikasi InfoBMKG sebelum bepergian dan berlayar.

Tonton juga video "BMKG Sebut Hujan Bulanan Turun dalam Sehari di Sumatera"

Halaman 2 dari 2
(kny/imk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads