Pelestarian Tradisi Bali Menguat di Karya Ngenteg Linggih Banjar Geria

Pelestarian Tradisi Bali Menguat di Karya Ngenteg Linggih Banjar Geria

Qonita - detikNews
Senin, 01 Des 2025 12:56 WIB
Pemkab Badung
Foto: Dok. Pemkab Badung
Jakarta -

Semangat pelestarian adat dan penguatan nilai menyama braya kembali terlihat melalui rangkaian Karya Mamungkah, Ngenteg Linggih, Padudusan Alit, hingga Melaspas dan Mendem Pedagingan di Banjar Geria, Desa Ayunan, Abiansemal, Badung. kegiatan ini menjadi simbol penting tentang konsistensi masyarakat Bali dalam menjaga warisan leluhur.

Karya yang dipimpin dalam prosesi upacara oleh Ida Pedanda Manuaba dari Griya Lebah Abiansemal ini mendapat dukungan penuh dari krama setempat dan para pemimpin adat. Wakil Bupati Badung Bagus Alit Sucipta bersama Nyonya Yunita Alit Sucipta hadir mengikuti mendak tirta dan memberikan apresiasi terhadap partisipasi warga.

"Saya menyampaikan apresiasi kepada krama yang telah melaksanakan kegiatan karya ini dengan baik. Semoga labda karya sidaning don dan Remah Limpah Loh Jinawi," ujar Bagus dalam keterangan tertulis, Senin (1/12/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain mengikuti persembahyangan, ia secara simbolis menyerahkan dana hibah induk tahun 2025 sebesar Rp 500 juta, sedangkan Nyonya Yunita Alit Sucipta Mepunia menyerahkan Rp 10 juta kepada prawartaka karya Ida Bagus Gede Surya Darma. Dukungan ini disebut sebagai bentuk komitmen pemerintah terhadap pelestarian tradisi dan budaya lokal.

ADVERTISEMENT

Di sisi lain, rangkaian karya ini juga menjadi momentum penting bagi masyarakat Banjar Geria untuk mempertegas kolaborasi antara pemerintah dan krama. Prawartaka Karya Ida Bagus Gede Surya Darma menyampaikan apresiasi serupa.

"Terima kasih kepada Bapak Wabup yang di tengah kesibukannya sudah meluangkan waktu untuk hadir serta ikut mendoakan kelancaran kegiatan Karya ini," tuturnya.

Bagus menegaskan komitmen krama untuk terus bersinergi dalam program-program pembangunan dan kegiatan sosial budaya.

Karya adat yang melibatkan berbagai unsur masyarakat ini menjadi simbol keteguhan tradisi Bali yang tetap hidup dan relevan. Selain menjadi sarana spiritual, kegiatan ini juga memperkuat ikatan komunitas, menghidupkan kembali nilai-nilai kebersamaan, dan memastikan warisan budaya tetap lestari bagi generasi berikutnya.

Tonton juga video "Keseruan Omed-omedan, Tradisi Turun Temurun di Bali Setelah Nyepi"

(akn/ega)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads