Polisi terus mengusut kasus ledakan di SMAN 72 Jakarta yang dilakukan anak berkonflik dengan hukum (ABH). Dari pemeriksaan polisi, ayah dan teman sekolah ABH pun mengungkap kepribadian pelaku.
Sebagaimana diketahui, peristiwa ledakan itu terjadi pada Jumat (7/11/2025) saat khotbah salat Jumat. Diketahui, ada sebanyak 96 orang menjadi korban ledakan.
Polisi menjelaskan susunan peledak yang digunakan ABH saat insiden di SMAN 72 Kelapa Gading. Berdasarkan olah tempat kejadian perkara atau TKP, diketahui bahan utama peledakan adalah potassium chloride.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemudian bahan peledak atau explosive yang kamu temukan, dengan menggunakan alat rigaku yang kami punya, itu terdeteksi potassium chloride, yang digunakan terduga," kata Dansat Brimob Polda Metro Jaya Kombes Henik Maryanto dalam jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (11/11/2025).
Kesaksian Ayah dan Teman ABH
Penyidik mengungkap sosok dari ABH berdasarkan keterangan para saksi. ABH diketahui sebagai anak yang pendiam.
"ABH sosok pendiam," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Budi Hermanto saat dihubungi, Jumat (28/11).
Polisi telah memeriksa ayah dari ABH sebanyak dua kali. Sejumlah teman sekolah ABH di SMAN 72 juga telah dimintai keterangan.
Budi mengatakan dari hasil pemeriksaan itu, penyidik menemukan benang merah terkait karakter dari ABH. Remaja itu diketahui merupakan sosok pendiam sejak kecil namun semakin menyendiri beberapa bulan terakhir.
"(Pendiam) dari kecil, tapi beberapa bulan belakangan semakin penyendiri dan menyibukkan diri sendiri dengan kegiatan," ujar Budi.
Saat ditanya apakah ada riwayat trauma menjadi korban perundungan pada diri ABH, Budi mengatakan hal itu baru bisa dibuktikkan saat ABH telah diperiksa.
"Kalau trauma itu perlu dinilai dan kaji dari ABH," jelasnya.
Kondisi ABH
Kondisi ABH pelaku peledakan saat ini sudah beranjak pulih. ABH masih dirawat secara medis.
"Kondisi ABH secara medis sudah beranjak pulih," kata Kombes Budi.
ABH sempat menjalani beberapa operasi usai terluka parah akibat ledakan yang direncanakannya tersebut.
Budi mengatakan penyidik juga belum memeriksa ABH hingga saat ini. Dia mengatakan secara psikis kondisi ABH masih belum memungkinkan untuk menjalani pemeriksaan.
"Secara psikis belum pulih seutuhnya dari keterangan dokter psikologis yang menangani," katanya.
Kondisi Korban Ledakan yang Lain
Selain ABH, masih ada empat siswa lain yang dirawat di RS. Mereka diharapkan bisa pulih minggu ini.
"Diharapkan mungkin minggu ini pasien-pasien tersebut sudah bisa kembali. Hanya, menjadi perhatian khusus yang dirujuk di RSCM," kata Budi.
Namun belum ada informasi soal identitas keempat siswa tersebut, termasuk soal yang dirujuk ke RS Cipto Mangunkusumo (RSCM).
Waktu untuk Periksa ABH
Dia menjelaskan pihaknya juga telah melakukan rapat koordinasi bersama dengan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Dinas Sosial DKI Jakarta, Unit Pelaksana Teknis Pusat Perlindungan Perempuan dan Anak (UPT P3A) DKI Jakarta, Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia (APSIFOR), dokter medis dan psikis, serta tempat perlindungan sementara atau rumah aman.
"Kita berkoordinasi untuk mencari waktu yang tepat saat kita mulai menggali atau meminta keterangan kepada ABH," ucap Budi.
Dia juga mengungkapkan kegiatan belajar dan mengajar di SMAN 72 Jakarta telah berangsur normal dan pendampingan penyembuhan trauma (trauma healing) masih berjalan, termasuk bagi keluarga korban maupun korban.
"Ini tim trauma healing masih berjalan untuk memberikan pendampingan," tutur Budi.
Simak juga Video: Pelaku Ledakan SMA 72 Beli Bahan Bom via Online, Ngaku untuk Ekskul











































