Bupati Badung Wayan Adi Arnawa memberikan apresiasi kepada Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) Kabupaten Badung, atas terselenggaranya Mangupura Award 2025.
Penghargaan ini digelar serangkai HUT Kota Mangupura, sebagai wujud komitmen Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Badung terhadap tata kelola pemerintahan yang baik.
Adi Arnawa mengatakan Mangupura Award 2025 merupakan instrumen yang dilakukan untuk memberikan ruang penilaian kepada perangkat daerah, kepada perbekel dan lurah, termasuk juga pada Perguruan Tinggi yang yang ikut berpartisipasi penilaian-penilaian inovasi ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari hasil ini tentu kita ketahui beberapa perangkat daerah yang memang memiliki satu prestasi yang yang cukup bagus, yaitu kita bisa dari beberapa indikator yang sudah disiapkan juri dan ada juga terobosan. Ada inovator baru yang punya inovasi yang bisa kita dorong nanti dalam upaya pemberdayaan masyarakat," ujar Adi Arnawa, dalam keterangan tertulis, Jumat (28/11/2025).
Dalam ajang Mangupura Award 2025, Pemkab Badung memberikan apresiasi tertinggi kepada total 50 entitas terbaik, yang terdiri dari 20 perangkat daerah, 10 kelurahan, dan 20 pemerintah desa.
"Dulunya kita hanya bisa memberikan penghargaan untuk kelurahan, tiga kelurahan. Sekarang kita sudah bisa memberikan 10 penghargaan kepada kelurahan," kata Kepala Brida Kabupaten Badung, I Wayan Putra Yadnya.
Putra Yadnya memaparkan peningkatan jumlah penerima apresiasi, menandakan komitmen untuk menghargai lebih banyak unit yang berprestasi. Namun, tidak semua unit yang masuk seleksi lapangan mendapatkan dana pendukung, khususnya bagi perangkat daerah.
"Dulu-dulunya bahwa untuk perangkat daerah, kita hanya menetapkan 10 besar. Cuma yang kita berikan dana tambahan untuk peningkatan kapasitas dan peningkatan sarana pelayanan publik untuk perangkat daerah masih 10 perangkat daerah," ujar Putra Yadnya.
Lebih lanjut, Putra Yadnya menjelaskan proses seleksi Mangupura Award tahun ini melibatkan juri independen dan berfokus pada tujuh indikator utama. Bobot penilaian terbesar adalah tata kelola pelayanan publik, sementara verifikasi lapangan mendapat bobot hingga 60%.
"Dulunya inovasi menjadi (bobot) yang terbesar. Untuk kali ini, verifikasi dan faktual lapangan diberikan bobot 60%, nah itulah akan dibuktikan di verifikasi lapangan," imbuh Putra Yadnya.
Putra Yadnya juga melaporkan dari 37 perangkat daerah yang ada, 35 di antaranya mengirimkan dokumen dan terseleksi 20 untuk verifikasi lapangan. Sementara dari 46 pemerintah desa yang mengirimkan 35 dokumen, 20 di antaranya juga lolos untuk proses verifikasi.
Sementara itu, untuk tingkat kelurahan, dari total 16 kelurahan, hanya 10 yang mengirimkan dokumen untuk dinilai. Seluruh 10 kelurahan yang mengirimkan dokumen tersebut menjalani verifikasi, namun hanya tiga kelurahan yang menerima dana motivasi.
"Pelaksanaan Mangupura Award tahun ini tidak hanya semata-mata untuk penilaian, di sana juga dilakukan pembinaan dalam rangka penilaian tujuh indikator tersebut. Sebab tim juri yang kita adakan ini adalah tim juri dari eksternal, di antaranya ada BPKP Perwakilan Bali, Ombudsman RI, dan BKN Regional 10," pungkasnya.
Tonton juga video "Adi Arnawa Ungkap Fokus Utama Akselerasi Pembangunan Kabupaten Badung"
(hnu/ega)










































