Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menobatkan Jakarta sebagai kota atau kawasan metropolitan terpadat di dunia dengan 42 juta penduduk, menggeser posisi Tokyo. Pemprov DKI Jakarta buka suara.
Staf Khusus Gubernur DKI Jakarta Bidang Komunikasi Publik Chico Hakim menjelaskan perihal jumlah 42 juta penduduk Jakarta menurut definisi Degree of Urbanization. Chico menyampaikan, jika menggunakan definisi berbasis negara (country-specific), proyeksi penduduk Jakarta tercatat sebanyak 12 juta pada 2025 dan masuk peringkat ke-30 kota terpadat di dunia.
"Pada tahun 2025, menurut definisi Degree of Urbanization, Jakarta (Indonesia) adalah kota terpadat di dunia dengan 42 juta penduduk," ujar Chico dalam keterangannya, Kamis (27/11/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Namun, jika menggunakan definisi berbasis negara (country-specific) seperti pada revisi WUP 2018, jumlah penduduk Jakarta hanya diproyeksikan 12 juta pada 2025 dan berada di peringkat ke-30 kota terpadat dunia," tambahnya.
Chico menjelaskan setiap harinya, jutaan orang beraktivitas di Jakarta. Mereka berasal dari delapan wilayah penyangga, yakni Bogor, Kabupaten Tangerang, Kabupaten Bogor, Tangerang Selatan, Depok, Kota Bekasi, Kota Tangerang, dan Kabupaten Bekasi.
"Mereka datang untuk bekerja, sekolah, kuliah, berbisnis, berobat, hingga mengurus layanan publik. Mobilitas inilah yang membuat Jakarta terasa jauh lebih padat daripada jumlah penduduk resminya," jelasnya.
Chico menyampaikan, jika mengacu pada data global, jumlah penduduk digambarkan yang beraktivitas di wilayah Jakarta dan sekitarnya (mobile harian). Sementara data Dukcapil menghitung penduduk berdasarkan NIK yang teregistrasi beralamat di Jakarta, data resmi negara.
Karena itu, data 42 juta jiwa yang tercatat secara global itu berdasarkan aktivitas harian, bukan penduduk resmi. Sedangkan data Dukcapil, 11.010.514 jiwa tercatat berdasarkan data kependudukan bersih semester I tahun 2025 Provinsi DKI Jakarta, yang bersumber dari Ditjen Dukcapil Kemendagri.
"Angka ini berasal dari laporan global World Urbanization Prospects (WUP) dari PBB. Laporan ini sering menjadi acuan media nasional, saat membahas kota-kota terpadat di dunia," ucapnya.
Chico menegaskan 42 juta menurut PBB adalah prediksi pergerakan urbanisasi di kota megapolitan, bukan berdasarkan data kependudukan.
"Jadi 42 juta itu adalah prediksi pergerakan urbanisasi di kota megapolitan," tutupnya.
Diketahui, dikutip dari ABC, Selasa (25/11), Divisi Kependudukan Departemen Urusan Ekonomi dan Sosial PBB menempatkan Jakarta pada peringkat pertama kota terpadat di dunia dan diikuti oleh Dhaka. Ibu kota Bangladesh itu dihuni hampir 40 juta penduduk.
Tokyo melorot ke peringkat ketiga dengan 33 juta penduduk setelah bertahun-tahun menduduki peringkat pertama. Pertumbuhan penduduk Tokyo yang stagnan dan belakangan harus menghadapi krisis populasi membuat posisinya melorot.
Simak juga Video: 5 Kota Asia Terbaik di 2026, Ada Jakarta?
(idn/idn)










































