Upaya pelestarian satwa endemik badak Jawa melalui translokasi ke Javan Rhino Study and Conservation Area (JRSCA) di area Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) menghasilkan catatan kurang baik. Satu ekor badak Jawa bernama Musofa mati setelah ditranslokasi.
"Seekor badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) bernama Musofa, yang menjalani perawatan intensif di Javan Rhino Study and Conservation Area Taman Nasional Ujung Kulon, dinyatakan tidak dapat diselamatkan akibat kondisi penyakit kronis bawaan yang sudah lama diderita," kata Kepala Balai TNUK Ardi Andono dari keterangan tertulis yang diterima, Kamis (27/11/2025).
Ardi menyatakan proses translokasi Musofa telah melalui perencanaan matang, dengan melibatkan para ahli konservasi satwa liar dari dalam dan luar negeri, dokter hewan, TNI, serta berbagai mitra konservasi. Ia menjelaskan translokasi bertujuan menjaga kelestarian populasi badak Jawa di TNUK, yang terletak di Kabupaten Pandeglang.
"Seluruh prosedur dilaksanakan sesuai standar konservasi internasional, dengan simulasi, penilaian etik, serta kesiapan logistik, dan pengamanan. Musofa dipindahkan tanpa luka atau cedera, tapi penyakit kronis yang lama diderita menjadi tantangan medis yang tidak dapat diatasi," katanya.
Ardi mengatakan, pada 3 November, Musofa berhasil masuk pit trap atau lubang jebak yang dibuat oleh tim dan pada 3 November Musofa tiba di paddock JRSCA dalam kondisi stabil. Namun, pada 7 November, kondisi kesehatan Musofa menurun dan dinyatakan mati.
"Namun, pada 7 November 2025, Musofa mengalami penurunan kondisi klinis. Tim medis pun segera memberikan penanganan darurat sesuai standar penyelamatan satwa liar. Sayangnya, pada sore di hari yang sama, Musofa dinyatakan tidak dapat diselamatkan," ungkapnya.
Ardi melanjutkan, berdasarkan hasil bedah atau nekropsi oleh tim patologi Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis (SKHB) IPB University, ditemukan penyakit bagian dalam. Tak hanya itu, ditemukan luka di bagian luar tubuh Musofa akibat perkelahian di alam liar.
"Pemeriksaan menunjukkan adanya penyakit kronis yang sudah berlangsung lama pada lambung, usus, dan otak, infeksi parasit dalam jumlah signifikan, serta tanda degenerasi jaringan. Ditemukan pula luka lama akibat perkelahian di alam, yang menjadi faktor tambahan, namun bukan penyebab utama," ungkap Ardi.
Tonton juga Video: Kelahiran Bayi Badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon
(idn/idn)