Kementerian Sosial (Kemensos) melaporkan penyaluran Bantuan Langsung Tunai Sementara (BLTS) tahun 2025 telah menjangkau lebih dari 28 juta keluarga penerima manfaat (KPM), seiring penguatan verifikasi data untuk memastikan bantuan tepat sasaran.
Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul mengatakan proses penyaluran berjalan melalui dua jalur, yaitu Himpunan Bank Negara (Himbara) dan PT Pos Indonesia.
"Penyaluran BLTS Kesra hari ini yang datanya sudah tuntas itu 28 juta lebih. Insyaallah akhir minggu atau minggu depan semuanya bisa tersalur," ujar Gus Ipul di Kantor Kemensos, Rabu (26/11/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari total tersebut, Himbara menyalurkan bantuan kepada 15.816.039 KPM, sementara PT Pos Indonesia menyalurkan bagi 12.285.222 KPM.
Gus Ipul menjelaskan masih ada sekitar 6-7 juta KPM yang tengah melalui proses verifikasi lanjutan. Pemeriksaan dilakukan bersama pemerintah daerah, pendamping Kemensos, dinas sosial, pemerintah desa, dan kelurahan.
"Data yang 6-7 juta itu masih sedang kita verifikasi bersama dengan daerah. Setelah itu akan kita kembalikan ke BPS untuk dijadikan pedoman penyaluran tahap akhir tahun 2025," jelasnya.
Verifikasi mencakup pengecekan ulang KPM layak, tidak layak, serta KPM pengganti. Sejauh ini, penerima dari desil 1-4 masih dapat dipertimbangkan, sedangkan desil 5-10 dinyatakan tidak memenuhi syarat.
"Setiap penyaluran kita jadikan kesempatan untuk verifikasi lapangan. Kalau ini kita lakukan terus, insyaallah data semakin akurat dan bantuan makin tepat sasaran," ujar Gus Ipul.
Kemensos juga membuka lebih banyak saluran partisipasi publik sesuai arahan Presiden Prabowo. Masyarakat bisa menyampaikan koreksi atau usulan melalui aplikasi SIKS-NG, ground check pendamping, fitur Usul/Sanggah di aplikasi Cek Bansos, Call Center 171, hingga layanan WhatsApp yang sedang dikembangkan.
"Kami sangat terbuka. Kalau ada yang dirasa kurang pas, masyarakat bisa mengoreksi melalui saluran yang sudah ada," kata Gus Ipul.
Gus Ipul menyebut fenomena meningkatnya kesadaran masyarakat untuk mengundurkan diri dari penerima bansos karena merasa sudah mampu sebagai hal positif.
"Sekarang ini sudah banyak masyarakat yang mulai menolak bansos. Mereka merasa sudah cukup, dan kami harapkan ini dialokasikan kepada saudara lain yang lebih membutuhkan," ujar Gus Ipul.
Fenomena itu tercatat melalui aplikasi Cek Bansos maupun verifikasi lapangan.
Terkait keberadaan stiker penanda penerima bansos di sejumlah daerah, Gus Ipul menyebut kebijakan tersebut merupakan inisiatif lokal namun tetap membawa dampak positif.
"Ada sebagian yang kemudian mengundurkan diri. Itu kami hormati dan kami apresiasi. Ini menumbuhkan kesadaran baru di masyarakat untuk saling mengingatkan dan mengoreksi," ungkapnya.
(ega/ega)










































